Lihat ke Halaman Asli

Shita Istiyanti

Penulis Opini, desainer grafis

Harapan untuk Masa Depan Suriah

Diperbarui: 10 Desember 2024   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua dekade sudah rezim diktaktor Bashar Assad memimpin Suriah dengan sangat keji, membunuh rakyatnya sendiri, menerapkan aturan dengan otoriter. Tercatat sebanyak 6,8 juta warganya mati karena perang saudara ini. Mereka mengungsi dengan ketidakpastian ke berbagai penjuru negeri (detikNews.com 09/12). Perang saudara yang berlangsung 13 tahun ini akhirnya menemukan ujungnya dengan pelarian sang rezim otoriter ini ke Moskow karena terdesak oleh pasukan oposisi. Suka cita menggema tak hanya di Suriah namun juga di penjuru negeri-negeri muslim juga turut menyambut suka cita tersebut.

Namun runtuhnya rezim congkak yang sangat mendadak ini juga tak lepas dari peran serta Turki dan restu dari sang negara adidaya Amerika. Dilansir dari detiknews.com (09/12) presiden AS, Joe Biden menyatakan bahwa AS siap mengawal transisi pemerintahan Suriah. Sebagai negara adidaya jelas AS memiliki andil yang sangat besar dalam mengontrol negara-negara "jajahannya". Dan kaburnya rezim Bashar Assad ke Moskow ini pastilah atas restu mereka dengan planing "penjajahan" gaya baru mereka, yakni diterapkannya Ideologi Kapitalisme ala barat.

Lalu bagaimana nasib Suriah kedepannya?

Ada banyak PR bagi Suriah dalam membentuk pemerintahan barunya. Rekonstruksi ekonomi, konflik sectarian, intervensi asing, pembangunan infrastruktur juga menjadi tantangan mereka. Melihat kondisi perpolitikan mereka, kemungkinan mereka akan menerapkan sistem koalisi dengan otonomi khusus di beberapa wilayah. Sayangnya jika sistem pemerintahan ini yang berjalan maka Suriah akan tetap dalam kerangka rezin sekuler yang telah puluhan tahun menyakiti rakyat Suriah.

Sekarang adalah saatnya masa depan rakyat dipertaruhkan. Akankan Suriah menjalankan kehendak barat dengan menerapkan sekulerisme mereka, ataukan rakyat akan berpihak kepada para Mujahidin yang telah berjuang dengan sekuat tenaga untuk menerapkan sistem pemerintahan Islam? Walau sistem Islam telah berhasil dimonsterisasi oleh Barat dengan bonekanya, ISIS. Namun semua fakta telah mengungkap kemunafikan mereka. Sistem Islam yang diterapkan ISIS jelas jauh dari apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Maka harapan kami kaum muslimin untuk bumi Syam, tempat mulia dimana kaum muslim pernah berjaya. Semoga perjuangan kalian merupakan awal mula diterapkannya syariah Allah di bumi yang mulia tersebut. Semoga Kh1laf4h Islamiyah yang mengikuti manhaj kenabian yang merupakan janji Allah dan kabar gembira yang disampaikan Rosulullah akan tegak disana. Sehingga penderitaan kaum muslim akibat penerapan sistem sekuler kapitalis ini sirna, dan digentikan dengan aturan Islam yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang Allah.. Kemudian institusi inilah yang akan membebaskan kaum muslim di Palestina, Rohingya, Uygur dan kaum muslim di seluruh penjuru negeri. Harapan kami sebagai kaum muslim, semoga hati kalian terketuk untuk bisa menolak tawaran Barat, jangan gentar karena kita adalah umat Muhammad yang satu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline