Lihat ke Halaman Asli

Terbiasa

Diperbarui: 4 Februari 2022   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku harus bisa mulai terbiasa dengan beberapa keadaan yang selama ini mampir ke dalam hidupku, terbiasa untuk tetap kuat dan mampu menggali berbagai harapan. Mungkin sedikit berat karena harus bisa mengubah kenyataan bahwa aku harus bisa melupakan seseorang yang selama ini selalu ada dalam ingatan. Barangkali ini hanyalah waktu yang memang aku butuhkan perihal terbiasa atau tidaknya diriku setelah kepergian seseorang.

Yang kuyakini sekarang bahwa melupakan seseorang mungkin tidak akan seberat itu, tidak seperti pelangi yang kehilangan warnanya, semuanya seolah menjadi abu. Selepas aku berusaha melupakanmu seolah semuanya menjadi sirna tanpa arah, tanpa tujuan. Aku rasa tidak akan semengerikan itu. Hanya saja mungkin diriku tidak akan lagi merasakan beberapa kenangan yang indah saat bersama seseorang. Hal itu memanglah sudah berlalu, saat ini yang bisa aku mulai adalah dengan membahagiakan diriku sendiri tidak menggantungkan kebahagiaanku lagi pada seseorang atau bahkan kenangan-kenangan yang sudah lalu.

Karena sejatinya bahagia mampu diciptakan karena terbiasa, terbiasa memikirkan sesuatu yang membuat kita bahagia dengan menerjemahkan segala kebahagiaan yang sudah dibuat oleh ekspetasi di kepala kita. Aku harus bisa meyakini hatiku sendiri, meyakini bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kebiasaanku untuk melakukan hal-hal baik akan membawaku pada hal-hal yang baik pula. Aku yakin aku harus bisa untuk terbiasa, agar tak ada lagi malam-malam dimana hanya bisa kulakukan untuk menangisi kepergian seseorang, agar tidak ada lagi hari-hari dimana aku begitu merindukan masa lalu yang mungkin masih saja tertanam jelas di kepalaku.

Bisa jadi apa yang kuusahakan kali ini adalah hal yang akan aku syukuri kelak. Jangan pernah lagi untuk merasa kehilangan seseorang sebab kita telah melakukan porsi kita sebagai seseorang yang telah ditinggalkan. Waktunya untuk terbiasa dan bangkit agar kelak kita bisa menemukan seseorang yang tidak lagi menganggap sebuah pelangi itu tidak memiliki warna.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline