Lihat ke Halaman Asli

Titik Ikhlas

Diperbarui: 7 Agustus 2021   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Mungkin masih terasa sangat berat untuk kita bisa benar-benar mengikhlaskan sesuatu yang masih dengan begitu erat kita genggam. Belajar merelakan seseorang yang pernah begitu kita perjuangkan demi tetap bisa bersama menjalin sebuah hubungan yang penuh dengan harapan. Akan tetapi untuk saat ini, mungkin sudah seharusnya kita benar-benar bisa mengikhlaskan juga merelakan seseorang yang sama sekali tidak peduli tentang keadaan kita setelah ditinggalnya pergi.

Terkadang kita juga selama ini atau bahkan kedepannya akan menemui beberapa kegagalan dalam perjalanan kita untuk bisa mengikhlaskan seseorang, karena itu semua memanglah tidak begitu mudah untuk kita lakukan. Ditengah usaha kita untuk bisa mengikhlaskan kepergian seseorang, terkadang memang ada pemikiran dalam benak kita untuk bisa kembali membangun sebuah harapan agar bisa kembali seperti semula tanpa perlu merasakan kesakitan yang tak kunjung pulih ini, namun semuanya sangatlah tidak mungkin, kenyataan memanglah sudah tidak sejalan dengan apa yang kita harapkan.

Tak jarang jika pada akhirnya kita akan merasa tersakiti lagi karena harapan yang kita bangun sendiri, karena terkadang yang menghancurkan kita adalah harapan-harapan yang kita bangun sendiri. Kenyataan yang akan menghantarkan kita pada keresahan karena kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita seharusnya bisa benar-benar untuk mengikhlaskan dan lanjut menjalani hidup se apa-adanya, merelakan seseorang bukan berarti kalah, sebab tak selamanya hidup ini perihal memiliki, harus meyakini bahwa akan ada takdir baik yang akan kita jalani di kemudian hari

Teruntuk kita yang masih saja belum mampu untuk bisa mengikhlaskan juga merelakan seseorang, barangkali kedepannya kita harus lebih keras lagi kepada diri kita sendiri, bahwa yang pergi belum tentu sepenuhnya akan kembali, karena soal mengikhlaskan seseorang adalah soal bagaimana hati yang terbiasa menjalani dengan apa adanya, menjalani bahwa sebuah takdir harus sedemikian rupa. Semua butuh perjuangan, namun sebaik-baiknya perjuangan adalah yang terus berusaha mendapatkan yang lebih baik dari sebelumnya, bukan kembali mengingat luka lama yang akan memperparah kembali diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline