Lihat ke Halaman Asli

Tren Tote Bag Sebagai Fashion, Meminimalisir Penggunaan Sampah Kantong Plastik

Diperbarui: 30 Juni 2024   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup di negara penghasil sampah terbesar dan sulit terurai sangatlah menyiksa. Mengapa tidak, negara ini masih saja dihinggapi oleh makhluk-makhluk tak berprikemanusiaan yang terus menerus mengonsumsi kantong plastik. Imbas pun turut dirasakan sebab, plastik yang sudah tak terpakai menjadi sampah yang menimbun sehingga merusak bentala ini. Memangnya apakah tidak ada yang dapat menggantikan plastik sebagai wadah penampung? Ada, salah satunya dengan menggunakan tas ramah lingkungan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan tote bag.

Tote bag merupakan tas jinjing berbentuk kotak dan terbuka atau cenderung tidak menggunakan ritsleting. Tas ini juga dilengkapi dengan dua tali pegangan yang terletak pada bagian atasnya. Tote bag sendiri memiliki aneka ragam desain dan ukuran mulai dari yang berukuran besar, sedang, hingga kecil. 

Bahan yang digunakan untuk membuat tote bag yakni material yang kuat seperti kain kanvas. Selain kuat, harganya pun lebih murah, namun memang terasa berat karena tingkat kerapatannya erat. Tak hanya bahan kanvas, biasanya tote bag juga sering menggunakan kain blacu sebagai bahan utama dengan berat yang lebih ringan namun ketahanannya masih kurang.

Untuk menambah minat penggunaan tote bag, desain dari tote bag telah berevolusi dari tahun ke tahun dari yang awalnya polos hingga memiliki beragam warna dan motif-motif klasik dengan tujuan mempercantik produk. 

Awalnya tote bag hanya sering dipakai oleh kaum hawa namun, makin kesini tote bag juga dipakai oleh laki-laki sebagai pilihan style yang minimalis atau kasual. Ternyata begitu banyak kegunaan tote bag hingga dapat dijadikan salah satu tren fashion dan tanpa sadar sudah mulai membantu secara perlahan untuk menyelamatkan bumi ini.

Tote bag juga mengalami perkembangan dari yang semula berfungsi untuk kemudahan, kini menjadi salah satu item paling digemari dan diincar oleh industri fashion. Kita saat ini dapat dengan mudah menemui tote bag dimanapun, bahkan salah satunya banyak digunakan sebagai goody bag pada acara-acara seminar dan ulang tahun.

Kembali dalam persoalan pengguna kantong plastik masih banyak kita temui lantaran memang kegunaan plastik sendiri sebagai wadah atau pembungkus yang sederhana, tahan lama, mudah didapat, dan harganya murah. Faedah kantong plastik yang multifungsi ini tidak setara dengan dampak yang dihasilkan dari timbunan sampah plastik sampai dengan tahun-tahun mendatang. 

Proses terurainya kantong plastik ini memerlukan waktu yang cukup lama bahkan bisa sampai ribuan tahun untuk mendapatkan hasil uraian yang sempurna. Hal ini juga disebabkan oleh bahan yang digunakan untuk membuat plastik didominasi oleh bahan kimia berbahaya. Efek yang timbul dari penggunaan bahan tersebut adalah datangnya masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian.

Untuk menanggulangi masalah ini salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menetapkan sebuah peraturan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.75/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019. Peraturan ini berisi tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Belakangan ini sudah mulai banyak minimarket dan supermarket yang tidak memakai plastik sebagai wadah penampung belanjaan. Namun, beberapa diantaranya masih menyediakan dengan catatan membayar lebih untuk kantong plastik tersebut senilai Rp 200-500 rupiah. 

Hal ini kurang efektif dilakukan karena konsumen akan merasa tidak terbebani oleh tarif yang diberikan, sehingga penggunaan plastik pun masih saja berlanjut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline