Lihat ke Halaman Asli

Shirley

Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Tahun-tahun El Nino, Mengapa Negara Perlu Serius dengan Vaksin Demam Berdarah?

Diperbarui: 10 Juli 2023   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi nyamuk penyebab demam berdarah. Sumber: Kompas.com

Salah satu penyakit infeksi berbahaya yang masih menjadi momok di Indonesia karena frekuensinya masih sering terjadi adalah demam dengue (DD) atau demam berdarah dengue (DBD). Indonesia masih merupakan negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.   

Sejak April 2023, WHO telah menginformasikan tahun 2023 dan 2024 akan mengalami fenomena El Nino. Selain masalah cuaca yang ekstrem dan berdampak pada pertanian, kekhawatiran akan semakin meningkatnya penyakit tertentu akibat perubahan iklim pun telah diperingatkan oleh WHO. 

"Fenomena [El Nino] akan meningkatkan penularan demam berdarah dan arbovirus lainnya seperti Zika dan chikunguya," demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Sabtu (24/6/2023). 

Lonjakan beberapa penyakit tropis terjadi karena nyamuk yang menjadi agen pembawa virus dengue berkembang biak pada cuaca yang lebih hangat. Hal ini sudah terjadi di Peru di mana sekitar 150.000 kasus DBD telah dilaporkan sepanjang tahun 2023 dan telah menjadi beban berat pada sistem kesehatan negara. Bahkan menteri kesehatan (Menkes) Peru Rosa Gutierrez mengumumkan dirinya mundur dari jabatannya usai dikritik atas caranya menangani krisis demam berdarah di Peru. 

Dikutip dari AFP, sudah 248 orang tewas dan 147.000 orang terinfeksi virus dengue di Peru. Peru memiliki tingkat kematian akibat DBD tertinggi kedua di Amerika Latin setelah Brasil. 

Thailand juga mencatat kasus DBD tertingginya dalam tiga tahun terakhir ini dengan 19.503 kasus dilaporkan sejak awal 2023 hingga awal Juni 2023 ini. Malaysia dan Kamboja juga telah melaporkan kenaikan kasus demam berdarah. 

Otoritas kesehatan Singapura pun telah memperingatkan warganya sejak awal tahun bahwa ada potensi kenaikan kasus DBD antara bulan Juni dan Oktober 2023 ini. 

Mengapa DBD tidak bisa dianggap remeh?

DBD bisa sembuh bila dirawat segera dan secara tepat. Namun terlambatnya penanganan akan mengakibatkan komplikasi yang berakibat kematian, khususnya anak-anak di bawah usia 15 tahun karena sistem imun mereka masih belum sempurna. 

Oleh karena itu penelitian vaksin dengue sesungguhnya sudah dilakukan sejak tahun 1920-an. Namun produk vaksin dengue belum diluncurkan karena peneliti terus melakukan pengembangan vaksin yang efektif untuk melawan empat jenis (serotipe) virus dengue. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline