Blueberry (Vaccinium L. spp.; Ericaceae) merupakan salah satu buah yang paling penting secara komersial dan ditanam di seluruh dunia. Blueberry mengandung anti oksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan antosianin yaitu komponen fungsional yang penting bagi kesehatan mata. Delapan belas spesies Vaccinium dibudidayakan di Jepang sebagai penyedia bahan baku makanan olahan, terutama kultivar highbush dan rabbiteye blueberry. Baru-baru ini, hilangnya sumber daya genetik Vaccinium telah menjadi permasalahan karena komersial dan pengembangan yang diperuntukan bagi kebutuhan masyarakat (Ballington, 2001).
Sakai dan Engelmann (2007) menyebutkan bahwa banyak negara menggunakan metode kriopreservasi karena metode ini dapat menjaga struktur sel dan jaringan dalam jangka waktu yang lebih panjang ketika disimpan pada suhu yang lebih rendah, contohnya dengan menggunakan nitrogen cair (LN). Metode kroopreservasi ini merupakan suatu metode penyimpanan sel, jaringan, atau organ tanaman dalam temperatur sangat rendah (196o C di dalam nitrogen cair atau -150o C pada gas nitrogen) selama jangka waktu yang lama dengan mengurangi risiko munculnya variasi genetis dan fisiologis (Reed, 2008).
Pada suhu ini, semua peristiwa seluler, metabolisme, dan biokimia berhenti, dan bahan tanaman dapat disimpan tanpa perubahan atau kerusakan apa pun untuk jangka waktu yang lama (Reed, 2017). Kriopreservasi bertujuan untuk menyimpan genotip-genotip unggul yang dipelihara dalam kondisi terkontrol, terbebas dari hama dan penyakit, serta pemeliharaannya berbiaya rendah (Harvengt et al. 2004).
Terdapat dua cara kriogenik, yaitu menggunakan pelat cryo alumunium dengan metode osmo-dehidrasi (Vpiring krio; Sekizawa et al. 2011; Yamamoto et al. 2011, 2012a, 2012b) dan metode dehidrasi udara (D cryoplate; Niino et al. 2013). Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan metode cryo-plate yakni mudah digunakan, serta proses pemanasan dan pendinginan tidak memerlukan waktu yang banyak (Matsumoto, et al. 2015; Niino et al. 2013, 2014; Salma et al. 2014). Selain itu, metode D-cryoplate hanya membutuhkan sampel yang lebih besar dan sensitif terhadap kerusakan fisik dan toksisitas dari krioprotektan tertentu, seperti PVS2 (Niino et al., 2014).
Dalam penelitian ini, di demonstrasikan bahwa teknik pelat krio D menghasilkan persentase pertumbuhan kembali yang tinggi dari beberapa kultivar/spesies blueberry menggunakan ujung pucuk in vitro. Selain itu, peneliti menemukan bahwa tunas in vitro adalah bahan yang lebih cocok untuk menggunakan metode D cryoplate daripada tunas saat ini. Protokol yang dioptimalkan kemungkinan akan berlaku untuk kriopreservasi Ericaceae lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H