Lihat ke Halaman Asli

Empowerment Women : Kesetaraan Gender Melalui Pendidikan dan Karir

Diperbarui: 13 Januari 2025   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Mahasiswa Perempuan dan Laki-laki Berdiskusi mengenai Tugas

Nama: Shintya Nur Azizah
NPM: 2186206010
Mata Kuliah : Perspektif Global
Dosen Pengampu: Dr. Zuni Eka Tiyas Rifayanti, M.Pd

Landasan teori menurut (Alaslan, 2017), menurut etimologis, kata perempuan berasal dari kata ‘empu’ yang memiliki makna yang mulia, orang yang ahli, sebagai kepala, hulu, atau yang paling besar; Kata perempuan berkaitan dengan kata ‘ampu’ yang bermakna memberikan perintah, menyangga, penjaga keselamatan, ataupun wali; kata ‘mengampu’ berarti sebagai penahan agar tidak jatuh atau runtuh; kata ‘mengampukan’ berarti sebagai yang memerintah (negeri); adapun kata ‘pengampu’ memiliki kata dasar ‘empu’ yang memiliki arti tuan.

Dari teori di atas menurut saya, perempuan adalah makhluk yang mahir dalam segala bidang walaupun, sering dikenal lemah dan tak berdaya, hal tersebut membuat dunia lebih memilih hak-hak mereka dikesampingkan. Nyatanya, perempuan menjadi kunci utama dalam kemajuan diberbagai bidang. Tidak memungkiri, kontribusi nyata perempuan saat ini sangatlah penting bagi semua kehidupan untuk kemajuan suatu bangsa. Stigma terdahulu mengatakan bahwa,

 “Perempuan itu cuma perlu menguasai 3M (Macak, Manak, dan Masak). Buat apa sekolah tinggi-tinggi toh ujungnya nanti di dapur”

Pernyataan itulah yang membuat ruang gerak perempuan menjadi terbatas termasuk, pada bidang pendidikan dan karir. Setelah lulus dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) mereka dituntut, menikah dan membangun rumah tangga. Padahal, jika diperjelas kembali banyak sekali cita-cita perempuan yang lebih memilih untuk ditutup rapat demi secuil persepsi tersebut. Perempuan dan ibu rumah tangga adalah profesi yang utama itulah persepsi masyarakat. Mereka banyak dibatasi dalam pendidikan dan karir alasan lainnya adalah tanggungjawab sepenuhnya berada ditangan laki-laki.

Jika diamati kembali dari awal berlandaskan teori dari (Tantri Dewayani, 2021), Ibu Kartini adalah sosok pelopor persamaan derajat perempuan nusantara yang mendedikasikan intelektualitas, gagasan, dan perjuangannya untuk mendobrak ketidakadilan yang dihadapi. Kartini memperjuangkan semua hak-hak perempuan untuk sebuah kebebasan dan persamaan status sosial. Di Indonesia sendiri berawal dari R.A Kartini lah yang memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dalam pendidikan agar perempuan menjadi makhluk yang berdaya dan tidak dianggap lemah oleh masyarakat.

Selain, R.A Kartini salah satu contoh perempuan yang berdaya menurut (Jenderal & Sosial, n.d.) RA Maria Ulfah adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Sosial di Indonesia, beliau memiliki peran penting pada perumusan kebijakan yang memihak kepada kesejahteraan rakyat pada awal kemerdekaan. Akan tetapi, Maria Ulfa tidak sekadar berperan pada bidang itu saja. Bermodalkan keberanian dan kecerdasan yang dimilikinya, ia turut memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan di hadapan hukum, serta menjadi figur sentral dalam perkembangan hukum juga sosial di Indonesia.

Sama halnya, dengan R.A Kartini bahwa R.A Maria Ulfa juga memperjuangkan kesetaraan hak perempuan dan menjadi salah satu tokoh inspirasi bagi kaum perempuan dalam mempertahankan hak-hak yang dimiliki. Dari kedua tokoh inspiratif di atas, dapat disimpulkan perempuan bisa menjadi berdaya dan setara dalam bidang apapun. Perempuan menjadi sentral bagi kehidupan sebuah negara. Dari tokoh tersebut, kita sebagai perempuan harus mampu mewarisi keberanian, tekad, kecerdasan dan menjadi berdaya. Berlandaskan teori tersebut, menurut saya perempuan adalah madrasah utama bagi anak-anaknya, namun bukan berarti mereka dibatasi dalam melaksanakan pendidikan yang setinggi-tingginya dan melanjutkan untuk berkarir. Sudah terdapat contoh kontribusi nyata dari perempuan dalam membangun kemajuan bangsa.

Seperti, pada gambar di atas bahwa perempuan menjadi berdaya dan pantas disandingkan bersama dengan laki-laki dibidang apapun. Contoh di atas adalah perempuan mampu melakukan kegiatan diskusi bersama mengenai perkembangan pendidikan di sekitar dalam melaksanakan perkuliahan. Hal tersebut merupakan salah satu kesetaraan gender dalam hal menuntut ilmu tidak dibatasi baik perempuan maupun laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, dapat diakui bahwa perempuan mampu untuk bersaing dan berdaya melalui pendidikan setinggi-tingginya. Melalui gambar di atas, dapat dikatakan stigma 3M tersebut perlahan terkikis karena usaha-usaha dari perempuan untuk terus memilih menjadi orang yang maju dan memberikan nilai kualitas pada diri. Dari keberanian tersebut, kini perlahan dunia mulai menerima dan memberikan akses yang lebih mudah bagi perempuan dalam ruang geraknya. Selain, dari bidang pendidikan gambar di atas juga membuktikan bahwa perempuan melalui pendidikan untuk menyiapkan jenjang karirnya di masa depan. 

Apabila, dahulu perempuan hanya bisa menjadi pengikut dan menyerahkan segala hal pada laki-laki. Berbeda, dengan zaman sekarang perempuan lebih memilih menjadi pemimpin bagi jalan hidupnya dengan mengembangkan skill yang lebih mumpuni dari laki-laki. Bahkan, perempuan lebih berani untuk memperluas relasinya dan dapat menghidupi diri mereka dengan penghasilannya. Perempuan saat ini, memiliki tekad yang kuat, berwawasan luas, komitmen, percaya diri yang tinggi dan lebih berdaya. Sudah tidak asing lagi, jika disetiap bidang kehidupan selalu terdapat kontribusi perempuan yang sangat berpengaruh.

Namun, dukungan dari lingkungan termasuk keluarga sebagai akses utama dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita mereka. Itulah peran keluarga dan lingkungan sangat penting bagi perempuan untuk menjadi berdaya. Meyakinkan, bahwa perempuan juga berhak berpendidikan tinggi dan melanjutkan hidupnya untuk berkarir mencapai cita-citanya. Pendidikan dan karir seperti halnya gula dan kopi jika digabungkan akan terasa lebih manis dan bisa menikmati.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline