Assalamu'alaikum, selamat berWFH (Work From Home) bagi yang menjalankan.
Perkenalkan saya Shintia Karin Diniarti, ini pertama kali menulis di sini. Saya sangat antusias dengan kegiatan-kegiatan pengembangan soft-skill. Setelah jadi guru pun ternyata masih banyak ilmu yang harus diupgrade sehingga merupakan suatu keharusan untuk tetap mengikuti diklat, pelatihan, workshop dan seminar daring . E-workshop yang saya ikuti kali ini adalah "Aplikasi TIK dalam Pembelajaran" yang materi pertama disampaikan oleh Bapak Hari Wibowo selaku Widyaiswara P4TK bahasa. Kegiatannya dilakukan IN dan ON. Tugas ON yang pertama yaitu berbagi pengalaman menggunakan salah satu aplikasi TIK dalam pembelajaran.
Di tahun 2020 ini dunia dikejutkan dengan covid 19 (2019 Corona Virus Disease) yang menyebabkan kegiatan pembelajaran di sekolah diganti menjadi pembelajaran jarak jauh dengan metode daring atau dalam jaringan. Hal ini membuat saya harus mencari cara kreatif agar peserta Didik tetap tertarik dengan materi pembelajaran.
Sebenarnya pembelajaran daring sudah lama kita dengar namun, covid 19 memaksa kita harus melaksanakannya secara massal. Kelemahan klasik ketika melaksanakan pembelajaran daring adalah kuota internet, karena ada beberapa peserta didik yang terbatas kuota internetnya. Nah, dari sini memang perlu ada media pembelajaran yang bisa diakses offline salah satunya video pembelajaran.
Video pembelajaran menurut saya adalah salah satu cara ampuh agar peserta didik tidak bosan dengan metode mengajar yang kita lakukan dan merupakan cara efektif apabila alat dan bahan untuk praktikum terbatas. Jadi, disini saya ingin berbagi pengalaman menggunakan suatu software legend alias jadul sekaligus pioner bagi aplikasi video editor lain. Software yang saya maksud adalah "WMM" atau Windows Movie Maker, dari namanya saja sudah jelas fungsinya untuk membuat film.
Software bawaan windows ini merupakan idola pada jamannya. Dulu, ketika masih kuliah, tugas dari dosen sudah mengarah ke pembuatan video, jadi harus cari cara agar video yang dihasilkan menarik. WMM ini sudah bisa bekerja dengan baik minimal di Windows XP karena sistemnya yang ringan. Format video yang dihasilkan pun beragam contohnya *avi, *mpeg4, *wmv. Selain itu juga bisa menghasilkan file audio atau gambar saja.
Dalam penggunaanya pun tidak perlu skill tertentu, contohnya saya yang belajar otodidak. Pemula dapat mulai dari mencoba mengkombinasikan gambar dan suara yang kemudian dijalankan secara otomatis dengan slideshow. Jadi bisa dibuat mirip dengan power point. Dalam pembelajaran, tidak sedikit saya menggunakan Movie Maker untuk mengedit video agar terlihat menarik karena Windows Movie Maker dapat menggabungkan lebih dari satu video, gambar, dan audio.
Kini seiring dengan perkembangan era digital, semakin banyak platform sejenis yang menurut saya lebih baik dan lebih lengkap fiturnya daripada Windows Movie Maker. Terlepas dari kekurangannya seperti tidak bisa merekam aktivitas di screen monitor dan kekurangan lainnya, dari WMM saya telah belajar berpikir kreatif membuat video pembelajaran yang menarik. Terakhir terima kasih kepada tim Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) atas materi yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H