Lihat ke Halaman Asli

SHINTA VR

perusahaan teknologi

Saat Metaverse Akan Menjadi Bagian dari Keseharian

Diperbarui: 15 September 2023   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shintavr.com

Pada Oktober 2021, salah satu perusahaan teknologi terkemuka, Facebook, mengganti namanya secara resmi menjadi Meta. Saat itulah inovasi teknologi Metaverse menjadi perbincangan sensasional di kalangan masyarakat global. Meskipun kini Metaverse dapat dikatakan mengalami kemunduran signifikan yang ditandai dengan kerugian besar banyak perusahaan teknologi dunia. Kita mesti percaya bahwa segala bentuk inovasi sewajarnya memerlukan waktu untuk berkembang menjadi sesuatu yang hidup berdampingan dengan keseharian kita. 

Apa itu Metaverse?

Metaverse memiliki kemampuan menyajikan dunia virtual imersif 3D dengan suasana interaktif. Hal ini menuntun kepada fakta bahwa pengguna Metaverse dapat mengalami eksistensi realistis ketika memasuki dunia Metaverse. Peluang ini menjadi lirikan perusahaan-perusahaan dunia untuk berfokus mengembangkan platform Metaverse. Mereka percaya Metaverse akan menjadi produk teknologi yang berpotensi menjadi bagian dari keseharian masyarakat. Nyatanya, masih belum. 

Selain itu, di dalam Metaverse, pengguna dapat berinteraksi sesama pengguna lainnya secara real-time dengan mengaktivasi karakter virtual 3D yang akrab disebut avatar. Aspek fundamental ini memungkinkan pengguna menembus batasan dunia nyata dan dunia imersif. Metaverse pun menjadi hype sesaat yang menarik perhatian banyak orang. Alasannya adalah karena akses yang masih sulit dijangkau.

Akses dan Hype Sesaat

Untuk mengakses Metaverse, kita memerlukan akses berupa perangkat Virtual Reality (VR) dan gadget memadai. Sedangkan, akses-akses tersebut tergolong ke dalam kategori barang mahal. Naiknya perbincangan Metaverse juga terpengaruh karena situasi pandemi COVID-19 yang memaksa hampir semua penduduk dunia lockdown. Bagaimanapun, pandemi tersebut bersifat sementara yang membawa masyarakat kepada kerinduan akan dunia nyata.

Metaverse sebagai  platform memang mengalami kegagalan dan hal tersebut ditandai dengan tidak sedikit pengguna Metaverse mulai meninggalkan. Sama halnya dengan teknologi smartphone pada awalnya. Sebelum mencapai titik smartphone digunakan oleh hampir semua orang saat ini, teknologi tersebut pun pernah mengalami kegagalan sementara. Metaverse mungkin akan menjadi teknologi yang bisa di raba semua orang ketika aksesnya semakin mudah seiring dengan perkembangan kecanggihannya. Saat ini, Metaverse belum bangkit. Mungkin bukan saat ini, mungkin nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline