Lihat ke Halaman Asli

SHINTA VR

perusahaan teknologi

The March 360: Warisan Pidato "Dream" dalam Virtual Reality

Diperbarui: 7 Juli 2023   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shinta VR

Pengguna teknologi memiliki keleluasaan informasi dari masa ke masa dan keleluasaan itu semakin berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini. Perkembangan tersebut mencakup akses kita terhadap peristiwa historis. Inovasi teknologi Virtual Reality (VR) menjadi contoh nyata dalam kilas balik kejadian bersejarah dunia, salah satunya The March 1963 on Washington for Jobs and Freedom. Film The March 360 garapan Time Studios ini menampilkan simulasi dan rekonstruksi peristiwa besar pada tahun tersebut melalui teknologi imersif VR. 

Menayangkan pidato Dr. Martin Luther King Jr tentang "I have a Dream" dalam suatu pawai demonstrasi secara virtual 360, para penonton turut mengalami perasaan para buruh dan kelompok sipil lainnya pada saat unjuk rasa di masa tersebut. Pawai di Washington tersebut merupakan seruan pencekalan terhadap tindakan dan sentimen rasisme di kehidupan sosial pada masa itu. Semaraknya pawai itu menandai salah satu aksi sejarah unjuk rasa HAM (Hak Asasi Manusia) terbesar di Amerika Serikat, yakni lebih dari 250 ribu orang yang ikut berdemonstasi. Mereka menjadi saksi nyata pidato Dr. Martin Luther King Jr yang ikonik.

Simulasi dan rekontruksi melalui film memperlihatkan betapa teknologi VR telah menghapus batasan jarak dan waktu bagi pengguna VR. Akibatnya, pengguna VR bisa mendapatkan kebebasan berkreasi dan bereksplorasi, termasuk menyaksikan kejadian bersejarah "The March 1963 on Washington". Dalam satu momen, pengguna VR dapat melihat peristiwa dari berbagai sudut pandang melalui sajian virtual 360. Di sisi lain, film tersebut juga menjadi pembelajaran berwawasan sejarah bahwa kita jadi mengenali Dr. Martin Luther King Jr kembali. Dialah seorang pendeta sekaligus aktivis yang kerap menuntut hak sipil sesuai ajaran agama Kristen. Ia juga dikenal sebagai aktivis yang menuntut tidak dengan cara kekerasan dan sejenisnya. 

Siapa sangka jika kita dapat menyaksikan peristiwa historis dunia yang telah berlalu 60 tahun silam sekaligus menonton pidato fenomenal Dr. Martin Luther King Jr. Menariknya, aspek sejarah hanyalah satu dari sekian banyak keunggulan yang mampu teknologi VR topang di berbagai industri kehidupan masyarakat luas. Selain itu, banyak bidang lain yang menjadi terbantu berkat teknologi VR. Inovasi teknologi yang sedang berkembang ini, bagaimanapun, telah membantu banyak sekali industri lainnya seperti entertainment, bisnis, atau pendidikan. Tidak sedikit perusahaan internasional bonafide yang turut mengembangkan teknologi imersif ini, termasuk perusahaan dari negara Indonesia. 

SHINTA VR adalah perusahaan asal Indonesia yang spesifik bergerak di bidang pengembangan teknologi imersif. Sejak 2016, SHINTA VR telah berhasil membuktikkan konsistensi visi dan misinya di bidang  teknologi imersif. Kehebatannya tampak melalui tiga produk unggulan, antara lain MilleaLab, SpaceCollab, dan Virtual Character System (VCS). Ketiga produk tersebut menciptakan dampak baiknya tersendiri pada industri dan kehidupan sehari-hari. MilleaLab menjadi produk EdTech yang menunjang praktik  pendidikan melalui teknologi imersif VR. Sedangkan, SpaceCollab adalah produk yang diinisiasi untuk pengembangan sumber daya manusia dengan menyediakan ruang virtual yang dapat terkustomisasi.

Terakhir adalah VCS yang fokus pada entertainment, satu aspek yang paling familiar dan diminati oleh penikmat teknologi. SHINTA VR terus beradaptasi dengan pengembangan teknologi imersif sebagai langkah tepat dalam menunjang kehidupan bermasyarakat. Konsistensi inilah yang SHINTA VR kedepankan sebagai kepeloporan di industri teknologi imersif di Indonesia. Sebab, kemampuan teknologi VR terbukti sanggup menembus batasan jarak dan waktu demi mengutamakan kenikmatan serta kenyamanan pengguna VR. Pidato "Dream" Dr. Martin Luther King Jr adalah warisan yang sudah sepatutnya dilestarikan dan dikenang. Melalui teknologi VR, kita turut dapat merasakan sensasi dan vibes berunjuk rasa pada 1963 di Washington.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline