Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Pengembangan Kawasan Industri Minyak dan Gas Bumi di Indonesia (Studi Kasus: Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara)

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13734265161804798770

Tulisan ini merupakan sebuah refleksi dari pengalaman penulis selama kurang lebih dua bulan melakukan kegiatan magang di Divisi Sustainable Development and Societal Relation, Total E&P Indonesia.

Muara Jawa merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang terletak di sekitar Delta Mahakam dengan luas wilayah mencapai 754,5 km2. Kecamatan Muara Jawa memiliki penduduk mencapai 36.492 jiwa (2011) dengan kepadatan 48,37 jiwa/km2. yang tersebar di delapan kelurahan, yaitu Muara Jawa Ilir, Muara Jawa Tengah, Muara Jawa Ulu, Muara Jawa Pesisir, Dondang, Tama Pole, Muara Kembang, dan Teluk Dalam. Ibukota kecamatan ini adalah Muara Jawa Ulu yang menjadi pusat berbagai dinas/instansi tingkat kecamatan berada. Sungai yang mengalir di kecamatan Muara Jawa adalah Sungai Mahakam dengan panjang yaitu 5 km dan dapat dilayari seluruhnya, lebar 750 m, dan kisaran kedalaman 20 m. Untuk kondisi cuaca, di Kecamatan Muara Jawa curah hujan per bulannya rata-rata 132,58 mm dan hari hujan berkisar 9 hh per bulan di tahun 2011.

Muara Jawa merupakan salah satu kecamatan yang kaya akan sumber daya alam. Selain memiliki deposit batu bara yang melimpah, kecamatan ini juga merupakan daerah penghasil minyak bumi dan gas alam (migas). Dua perusahaan migas multinasional yang masih beroperasi di kecamatan ini adalah Total E&P Indonesie dan VICO Indonesia. Kecamatan Muara Jawa ini bisa dibilang cukup unik dan termasuk daerah yang kaya akan sumber daya alam. Pesisir, dataran, hingga perbukitan, Kecamatan Muara Jawa memilikinya, maka potensinya pun sangatlah banyak, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Potensi perkebunan karet terdapat di bagian barat Kecamatan Muara Jawa di Kelurahan Muara Jawa Ulu. Potensi perkebunan kelapa terdapat di bagian pesisir sungai, di Kelurahan Muara Jawa Pesisir, Tengah, dan Ilir. Sedangkan potensi perkebunan sawit terdapat di bagian utara setelah melewati Jembatan Dondang, yaitu Kelurahan Tamapole, Dondang, dan Muara Kembang. Di Kelurahan Dondang juga terdapat pertanian jagung dan sawah kering. Potensi perikanan terutama terdapat di Kelurahan Muara Kembang dan Muara Jawa Pesisir.

Penduduk Kecamatan Muara Jawa pada tahun 2011 tercatat sebanyak 36.492 jiwa yang terdiri atas 19.353 jiwa laki-laki (53,03%) dan 17.139 (46,97%) jiwa perempuan yang tersebar di delapan kelurahan. Persebaran penduduk tidak merata antar kelurahan. Penduduk yang terbanyak terdapat di Kelurahan Muara Jawa Ulu yang mencapai 14.069 jiwa (38,55%), dan yang paling sedikit adalah Kelurahan Tamapoledengan penduduknya sebanyak 372 jiwa (1,02%). Secara keseluruhan, rata-rata kepadatan penduduk di kecamatan Muara Jawa sekitar 48 jiwa per km2 naik dua poin dari tahun sebelumnya. Kelurahan yang paling padat penduduknya adalah Muara Jawa Ulu yaitu 797 jiwa per km2. Sedangkan kelurahan yang penduduknya paling jarang adalah Teluk Dalam yaitu 2 jiwa per km2. Perkembangan penduduk di Kecamatan Muara Jawa sangatlah pesat, berdasarkan hasil proyeksi yang dilakukan penulis untuk 20 tahun ke depan, Kecamatan Muara Jawa akan memiliki jumlah penduduk sejumlah 66.833 jiwa, hampir dua kali lipatnya. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi ditunjukkan oleh Kelurahan Muara Jawa Pesisir yang terletak dekat dengan Kelurahan Muara Jawa Ulu yang sudah memasuki titik jenuh (sudah sangat padat).

[caption id="attachment_265726" align="aligncenter" width="550" caption="Perkembangan Penduduk di Kecamatan Muara Jawa 2010-2032 (Hasil Analisis, 2013)"][/caption]

Perkembangan penduduk di Kecamatan Muara Jawa sudah semestinya diperhatikan oleh pemerintah setempat, karena perkembangan penduduk tentunya akan membuat daerah tersebut berkembang juga. Diperlukan arahan yang tepat agar perkembangan kawasan tersebut bergerak ke arah perkembangan yang positif. Sejauh ini, perkembangan kawasan di Kecamatan Muara Jawa masih tidak terkontrol, pembangunan tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum masih kurang diperhatikan dari aspek keterjangkauan lokasi dan standar kebutuhan penduduknya. Sistem yang masih berjalan saat ini, jika dibutuhkan dibangun suatu fasilitas, tanahnya merupakan tanah hibah, bukan pembebasan yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Dari data kecamatan yang didapatkan, ternyata perekonomian masyarakat asli Kecamatan Muara Jawa lebih banyak digerakkan oleh sektor perdagangan dan jasa dengan jumlah pedagang yaitu sebesar 992 orang atau 7,56%. Di kecamatan ini, terdapat banyak warung-warung yang juga merangkap sebagai rumah warga juga. Disusul dengan sektor pertanian dengan jumlah petani sebanyak 616 atau 4,70%, pertaniannya beraneka ragam, dari komoditas padi sawah, perkebunan, dan lainnya. Namun hal yang perlu diperhatikan sebagai fokus tulisan ini adalah, sebagian besar masyarakat di Kecamatan Muara Jawa bermata pencaharian sebagai pegawai swasta, yaitu sebanyak 10.392 orang yang mencapai 79,22% dari total populasi. Kebanyakan dari mereka begerja di perusahaan migas multinasional yang masih beroperasi di wilayah kecamatan ini, yaitu Total E&P Indonesie dan VICO Indonesia serta kontraktor-kontraktornya.

Percepatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kecamatan Muara Jawa ini sangatlah tajam. Meski tidak ada data yang akurat, dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat, hampir semua rumah tangga di kecamatan ini memiliki kendaraan bermotor dan tempat tinggal. Kondisi tersebut sungguh jauh berbeda saat sebelum perusahaan masuk ke kawasan ini. Hal tersebut merupakan sesuatu yang membanggakan, mengingat kondisi tersebut sangat berkebalikan dengan kondisi di kota-kota besar di Indonesia yang masih sangat mengenaskan, masih banyak keluarga pra sejahtera, banyak yang tidak memiliki tempat tinggal, apalagi kendaraan bermotor.

Temuan lainnya yang didapatkan juga mengatakan bahwa sekarang ini, masyarakat sudah tidak tertarik untuk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hasil wawancara dari pengurus kelurahan yang ada di Kecamatan Muara Jawa, regenerasi dari petani sangatlah mengkhawatirkan, sekarang ini penduduk yang usianya produktif lebih senang bekerja di perusahaan migas multinasional yang sedang beroperasi di kecamatan tersebut. Mereka lebih menganggap bekerja di perusahaan lebih “menjanjikan” daripada mengurus lahan pertanian. Lahan pertanian seperti perkebunan, perhutanan, dan lainnya juga beberapa ada yang terbengkalai. Dahulu Kelurahan Muara Jawa Pesisir kaya akan kebun kelapa sawit, namun sekarang, perkebunan yang luasnya cukup besar tersebut sudah tidak terurus, dan jadi dialihfungsikan untuk perumahan yang memang kebutuhan lahan akan perumahan di kelurahan tersebut sangatlah tinggi.

Hal tersebut merupakan hal yang paling disayangkan oleh penulis selama berada disana. Kecamatan Muara Jawa merupakan kecamatan yang sangat kaya akan sumber daya alam, disana, semuanya lengkap, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, semua ada. Perlu perhatian dan dukungan yang serius dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah setempat, perusahan migas multinasional yang masih beroperasi disana, hingga masyarakat itu sendiri, agar kawasan ini bisa menjadi mandiri setelah “ditinggal” oleh perusahaan. Kebanyakan kawasan yang sudah “ditinggal” oleh perusahaan pertambangan atau migas, menjadi kota mati, seperti Kota Sawahlunto dan masih banyak lagi. Maka dari itu, penulis mengusulkan agar kawasan ini dibangun dengan pendekatan agro-mina kluster, yaitu merupakan pengembangan kawasan per kluster (dalam hal ini kluster dibagi per kelurahan) yang mengedepankan potensi ekonomi utama masing-masing kluster dalam sektor pertanian (agropolitan/minapolitan). Dengan menggunakan metode pengembangan tersebut, diharapkan Kecamatan Muara Jawa menjadi mandiri dan pembangunannya lebih terarah. Tentu, hal ini tidaklah mudah dan tidak membutuhkan waktu yang singkat, namun sikap optimis masyarakat, pemerintah yang selalu bergairah, dan kondisi perusahaan yang kondusif dapat menjadi kunci penyelesaian tantangan pembangunan di Kecamatan Muara Jawa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline