Lihat ke Halaman Asli

Bapakku Punya Cerita: Janji Bikin Tugas

Diperbarui: 6 Oktober 2017   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita tentang bapak ada habisnya karena bapak kini sudah pindah ke lain dunia.

Bapakku kuliah di FK UGM selama sembilan tahun. Beliau sempat vakum dua tahun karena tidak punya biaya. Tetapi hal itu tidak membuat beliau patah semangat. Lulus menjadi dokter sudah menjadi keputusan mutlak baginya.

Berikut sedikit cerita bapak saat koas dari sahabat bapak, dr. Bambang, yang dibagikan di grup alumninya.

Lego Waspada dalam kenangan..

Sore itu dia barusan saya jadikan pelampiasan rasa kecewa dan marahku. Dia janji mau datang habis ashar ke rumah untuk menggarap tugas buat esok paginya. Tapi, dia baru datang menjelang isya, pun tidak langsung masuk malah duduk-duduk di teras samping kamar. Sementara saya dah kerja dari siang. Sapaku, "Ngapain Go di luar.." "Sumuk (panas) Mbang." Jawabnya enteng. Saya keluarlah. Sambil buka pintu, saya tanya agak keras, "Janji mau ngerjain dari sore.. Kenapa baru datang?" Atiku karo rodo mangkel (hatiku sambil agak marah), jengkel, kesel. Lego diam. Saya lihat dia tidak pakai baju. Saya kaget. Hati saya mulai tidak enak. Saya mulai melunak. "Kok ora klamben (kok tidak pakai baju), Go?" Tanya saya.

Lego bilang, "Teles Mbang, kudanan (Basah Mbang, kehujanan.)" Saya bilang, "Opo ra nganggo mantol? Lha motormu ndi? (Apa nggak pake mantel? Lha motormu di mana?)" Lego menjawab, "Aku mlaku Mbang, tekan Glagah Semaki udan. Aku mlayu, tak banterke tetep banter udane. Tekan Giwangan gek terang. Aku mlayu terus tapi yo bacut klebus.. Malah sumuk iki (aku jalan kaki Mbang, sampai Glagah Semaki hujan. Aku lari, semakin kencang tetap saja hujannya deras. Sampai Giwangan baru terang. Aku lari terus tapi ya terlanjur basah kuyup. Malah panas ini).

Ya Allah, Lego sahabatku.. Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku Go.. Saya tidak menyangka dari asrama Darmaputera sampai rumahku mlaku (jalan kaki), kudanan (kehujanan). Saya baru sadar, dia itu tukang becak. Selama ini juga tidak pernah bawa motor. Saya benar-benar bodoh atas apa yang sudah saya ucapkan. Kenapa dia yang kusuruh datang. Tololnya diriku. Sombongnya diriku.. Saat itu sampai kini.

Selamat jalan kawan. Kesabaranmu bakal mengantarmu ke surgaNya..

Bapak orangnya susah menolak ajakan orang lain. Kalau ada orang jualan menawarkan sesuatu, apalagi yang sepi pembeli, pasti bapak langsung semangat beli barang dagangannya. Tapi, beliau selalu menolak permintaan-permintaan yang tidak sesuai dengan prinsipnya, tuntutan memalsukan laporan misalnya. Semoga cerita ini bisa mengingatkan kita bahwa kita harus senantiasa berusaha untuk menepati janji yang sudah kita buat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline