Lihat ke Halaman Asli

shinta ayu aini

Student of Communication

Membatasi Diri dari Hate Speech, Bullying dan Hoax Melalui Komunikasi Islam

Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

unsplash.com

Hate Speech di media sosial, Bullying, dan Hoax merupakan beberapa kasus yang sering kita temukan pada kehidupan sehari-hari. Ketiga hal tersebut merupakan bentuk komunikasi, sebab telah memenuhi unsur-unsur yang harus ada dalam berkomunikasi. Dalam hidup bersosial, komunikasi sendiri merupakan unsur penting yang hampir tidak dapat terpisahkan pada kehidupan sehari-hari. 

Adapun istilah komunikasi sendiri menurut Harold. Laswell yaitu "Who says what in which channel to whom with what effect" artinya komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan kepada orang lain melalui sebuah saluran.  Unsur-unsur yang harus ada diantaranya : komunikator, komunikan, media (saluran), dan pesan serta efek. 

Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia, termasuk para muslim.  Meskipun komunikasi ditinjau secara perspektif general,  namun Komunikasi sendiri (hefni, 2017)dapat ditinjau dari perspektif agama. Seperti Komunikasi Islam, terminologi komunikasi Islam sendiri adalah sebuah bentuk komunikasi namun didasari dengan prinsip dan etika berdasarkan Al-Quran dan Hadis, pelakunya bisa siapa saja tidak hanya sesama muslim. Apabila kita menerapkan komunikasi Islam, maka kasus hate speech, ujaran kebencian dapat diminimalisir, sebab hal tersebut sangat bertentangan dengan etika dalam berkomunikasi yang tercantum dalam Al-Quran.

Beberapa etika atau prinsip-prinsip yang dimaksud adalah Qaulan Sadidan atau berbicara dengan apa adanya, dengan kejujuran. Melalui konsep Qaulan sadidan sangat membantu dalam menghilangkan atau meminimalisir kasus hoax yang marak terjadi. Sebagaimana firman Allah pada surah An-Nisa:9

.

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.  (https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-9  )

  Selanjutnya yaitu Qaulan Ma'rufa yaitu perkataan yang baik dan mulia,  Qaulan Layyina atau berkomunikasi dengan lemah lembut, dengan nada yang rendah. Qaulan Ma'rufa dan Qaulan Layyina ini diharapkan mampu mengurangi kasus hate speech dan bullying. Sebab, menjadi seorang muslim bukanlah sekedar identitas, namun bagaimana kita menjadi manusia yang membawa kedamaian bagi sesama manusia. Urgensi pemahaman komunikasi Islam tidak sekedar teoritisnya saja, namun diimplementasikan secara langsung. Namun realitanya, kita sering menemukan kolom komentar yang melontarkan kata-kata "pedas", di Instagram, sehingga berpotensi melukai hati yang dikomentari terlebih mereka adalah seorang muslim, sangat memiriskan hati. Terdapat hadis yang mengingatkan untuk menjaga lisannya

"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (H.R Bukhari).

Firman Allah akan pentingnya menjaga perkataan termaktub pada surah Al-Baqarah: 263

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. ( https://tafsirweb.com/1029-surat-al-baqarah-ayat-263.html )

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline