Lihat ke Halaman Asli

shinta ayu aini

Student of Communication

Ternyata Ada loh Toilet Bilas Tanpa Air! Sudah Tahu?

Diperbarui: 5 Februari 2022   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: suneducationgroup

Hai sobat KOMPASIANER! Gimana kabarnya nih?  Artikel satu ini berbicara tentang toilet, dimana umumnya identik dengan toilet jongkok atau duduk.  Eits tapi ada lho, toilet yang ga pake air sama sekali!  penasaran? Yuk disimak


Penemu toilet pertama kali di dalangi oleh putera Ratu Elizabeth I, bernama "Sir John Harrington" pada tahun 1596, di mana berbasis air untuk pembilasnya. Menurut situs watercalculator.org, toilet konvensional membutuhkan 5-7 liter sekali bilas, tetapi seiring perkembangan zaman hanya memerlukan 1.6 liter.  

Perlu digarisbawahi, ada jutaan manusia yang hidup di dunia ini menggunakan toilet setiap harinya, ini berarti jumlah kebutuhan air yang sangat besar dibutuhkan dalam hal sanitasi saja. Sehingga masyarakat berfikir keras solusi untuk penggunaan air yang lebih terkontrol.

Akhir-akhir ini istilah "Eco-friendly" atau ramah lingkungan semakin digencarkan menanggapi perubahan iklim yang tengah terjadi. Contohnya seperti mengurangi plastik,bahan bakar alam,hingga penghematan air. Berbicara penghematan air, Toilet Kompos mungkin bisa menjadi jawaban.  

Kok bisa ya? Dari ulasan Wikipedia, definisi toilet kompos sendiri merupakan sebuah perangkat sanitasi yang menggunakan bantuan organisme aerobik untuk mengolah feses menjadi pupuk kompos ,tertulis di jurnal  "Biochemical Engineering and Technology" tahun 2007, organisme aerobik adalah bakteri pengurai yang mampu hidup selama ada udara di sekitarnya.


Pembilasnya cuma pake serbuk gergaji 

unsplash.com

Cara kerja nya tergolong unik, dimana kita cukup membutuhkan serbuk gergaji atau ampas kelapa  untuk pembilasnya, mengingat toilet ini ditujukan bagi masyarakat yang mengalami masalah terhadap ketersediaan air bersih, sehingga untuk membersihkan dubur cukup memakai tissue. 

Karena tidak diperlukannya air sama sekali, masyarakat sering menyebutnya sebagai "Toilet-Kering". Feses yang bercampur urin akan di tampung dibawah lubang pembuangan dan dibilas.  

Menurut jurnal "Biotreatment of Industrial Effluents :2005"  dalam ampas gergaji terdapat kandungan oksigen dan karbon. Oksigen inilah yang akan mengaktifkan bakteri aerobik selama proses penguraian fese jadi kompos. Menarik bukan?


Kekurangan yang dimiliki?

pexels.com

Sayangnya, penggunaan toilet kompos ini tergolong langka, hanya beberapa negara saja, seperti Kanada, Swedia, Amerika.  Selain itu perawatannya tergolong ekstra jika dibandingkan dengan  toilet pada umumnya.  

Bahkan menimbulkan bau tidak sedap apabila proses dekomposi tidak berjalan dengan maksimal, yang disebabkan oleh faktor suhu ruangan atau kurangnya bakteri aerobik.

Meskipun begitu, kehadiran toilet kompos ini menjadi solusi bagi masyarakat , terutama yang hidup di area krisis air bersih. 

"The environment is where we all meet; where we all have a mutual interest; it is the one thing all of us share."

 -Lady Bird Johnson

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline