Lihat ke Halaman Asli

Shinta Harini

From outside looking in

Dari Soto Daging ke Soto Kering

Diperbarui: 12 September 2021   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soto Betawi (Sumber: Instagram/auntiemainstream)

Berbicara tentang Soto favorit, bisa dibilang favorit saya adalah Soto Betawi yaitu soto daging yang bersantan. Tapi hanya dagingnya saja ya, karena saya tidak suka jeroan. Jadi jangan dimasukkan macam iso atau babat ke dalam soto.

Saat ini soto daging favorit saya kebetulan yang biasa dibeli online. Dagingnya banyak, santannya sedap, dan ada pula kentang dan tomatnya yang tidak terlalu mendominasi.

Kalau saya kebetulan sedang di kantor, ada dua tempat yang berjualan soto daging. Satu ada dekat gerbang depan, satu dekat gerbang belakang. Dulu-dulu sih saya biasa beli yang dekat gerbang belakang. 

Menurut saya rasanya lumayan meskipun menurut seorang teman dagingnya bukan daging beneran karena itu diambil dari pipi. Terus terang saja saya tidak begitu memperhatikan sebelumnya dan merasa heran juga darimana teman saya tahu itu daging pipi.

Anyway, kuah santannya juga enak walau agak pedas. Yang beli online tadi tidak ada pedas-pedasnya.

Namun saat pandemi, akses dibatasi dan gerbang belakang ditutup. Beberapa saat lalu sebelum PPKM, saya sempat beli soto daging yang dekat gerbang depan. Ternyata lebih enak dari yang di belakang. Dagingnya lebih asli. Kuahnya tetap agak pedas juga.

Soal pedas ini berurusan dengan perut saya yang agak bermasalah. Syukurlah selama beberapa kali makan soto itu saya tidak apa-apa. Saya juga tidak terganggu dengan santannya walau biasanya santan bisa sangat sensitif buat penderita GERD.

Yang menjadi masalah adalah ketika saya membeli soto ayam. Soto dengan isi berupa bihun, tauge, keripik kentang, dan suiran ayam goreng ini kemudian diguyur kuah bening. 

Namun walaupun bening, kuah ini bisa sangat berminyak. Suatu kali saya sangat bersemangat makan semangkuk soto dengan sepiring nasi. Belum habis separuh, tiba-tiba perut saya mulai bergejolak. Rasanya tidak karu-karuan. Langsung saya berhenti makan.

Sejak itu setiap kali timbul keinginan saya untuk makan soto ayam, saya selalu minta kuahnya untuk dipisah. Jadi sebelum saya makan, akan saya siapkan isi soto itu yang masih kering di dalam piring, menuang kuahnya ke mangkok, dan saya akan menyendok kuah itu dan mengucurkan sedikit demi sedikit ke bihun dan kawan-kawannya sembari saya makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline