Lihat ke Halaman Asli

Menjaga Kesehatan Mental Dengan Cara Meningkatkan Religiusitas Dalam Diri

Diperbarui: 19 Juni 2023   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

MENJAGA KESEHATAN MENTAL DENGAN CARA MENINGKATKAN RELIGIUSITAS DALAM DIRI

Oleh : Shinta Rahmawati

PENDAHULUAN

Semua individu pasti mengharapkan kehidupan yang positif. Kesehatan mental yang baik menjadi sangat penting dan selalu diharapkan oleh semua individu dari zaman dulu hingga sekarang. Kesehatan mental oleh para ahli didefinlsikan sebagai terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antar fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Daradjat, 2001).[1]

 

Perkembangan zaman yang semakin pesat serta majunya ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman sekarang membuat manusia sangat mudah untuk memenuhi semua kebutuhannya. Walaupun pemenuhan kebutuhan menjadi sangat mudah, hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya beban psikologis di dalam kehidupan pribadi, keluarga, serta masyarakat, sehingga banyak individu yang mengalami kegelisahan dalam hidupnya. Hal ini dapat membuat mereka abai terhadap perilaku keagamaan atau religiusitas mereka, seperti kekhusukan ibadah, kepasrahan diri, kesabaran diri, serta istiqomah.

 

Perkembangan zaman yang semakin pesat juga berdampak pada perubahan-perubahan sosial, individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut dapat mengalami kebingungan, kecemasan, ketakutan, bahkan frustrasi. Hal-hal tersebut dapat memicu ketegangan batin, konflik batin, dan gangguan-gangguan emosional yang dapat menimbulkan ketidaksehatan mental.

 

Ketidaksehatan mental sulit dihindari ketika seseorang tidak mempunyai daya tahan mental dan spiritual yang kuat. Daya tahan mental dan spiritual bisa didapatkan dari religiusitas dalam beragama. Menurut Walter Houston Clark (1958), religiusitas adalah "...as the inner experience of the individual when he senses a Beyond, especially as evidenced by the effect of this experience on this behavior when he actively attemps to harmonize his life with the beyond." Rasa beragama atau religiusitas adalah pengalaman batin dari seseorang ketika dia merasakan adanya Tuhan, khususnya bila efek dari pengalaman itu terbukti dalam bentuk perilaku, yaitu ketika dia secara aktif berusaha untuk menyesuaikan atau menyelaraskan hidupnya dengan Tuhan.[2]

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline