Lihat ke Halaman Asli

Ia Yang Menangis Tanpa Air Mata

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia yang menangis tanpa air mata

Malam sebelum pemilihan kepala desa

Bergejolak batin menyaksikan angkara dunia

Atas laku manusia yang tak semestinya

Akan tetangga yang tak bisa menyuapkan nasi untuk anaknya

Akan kerabat yang yang terbuang saat berobat atas sakitnya

Ia yang menangis tanpa air mata

Garis tercoret mencipta deret tanpa sela

Bersama sorak pendukung kemenangan merebut tahta

Suka cita seketika mengubah tangis muka

Memalih rupa dalam Kurawa

Ia yang menangis tanpa air mata

Sebelas tahun dari hari pertama

Terpilih menjadi kepala desa

Tiba-tiba tanpa duga polisi datang membawa surat negara

Bertanya tentang harta desa yang raib tak berimba

Menyelidik tentang gelembung saldo kertas berharga

Juga tentang mengapa rakyat tetap jauh dari sejahtera

Ia yang kini sendiri tanpa keluarga tanpa saudara

Ia yang tak lagi ada bagi kawan dan kolega

Sengsara

Terpenjara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline