Lihat ke Halaman Asli

Membunuh Rasa

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasa bisa datang dan pergi
Seperti angin yang mendatangkan aroma wangi
kemudian tiba-tiba berubah menjadi anyir

Semua rasa yang terasakan indrawi
ternyata tidak hakiki
Rasa kasih mampu menjelma menjadi benci
pun benci bisa menjelma menjadi kasih

Lawan menjadi kawan
Kawan menjadi lawan

Masihkah mempercayai rasa?
Rasa yang mengombang-ambingkan jiwa
Menjadikan jiwa tak pernah berhenti berkelana
Seperti bahtera di atas lautan
terapung, terombang-ambing karena gelombang surut dan pasang
karena angin dan gravitasi bulan

Jika DIRI masih terbelenggu rasa
Jika DIRI masih terikat kenikmatan dan kepedihan indra
Jika DIRI masih melekat dengan dunia luar

DIRI tak akan mampu membaca arah angin
DIRI tak akan sanggup menaklukkan gelombang
DIRI tak akan mampu melihat kemerlip bintang
DIRI tak akan sanggup meyakini bulan
yang kadang tersembunyi di balik ghaia

DIRI yang meliputi jiwa
Jiwa yang berdiam di dalam DIRI

Oh, DIRI!
Bangunlah!!
Taklukkan!!
Atau bunuh!!
Matikan semua rasa!

Atau jiwamu tak akan pernah menuju samudera
Atau jiwamu akan tenggelam
bahkan sebelum menaikkan jangkar

__Gayatri__

Can you see the moonlight when the star stop shining??

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline