Lihat ke Halaman Asli

Nozomi Okuhara, Si Bola Karet

Diperbarui: 6 September 2017   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nozomi Okuhara juara tunggal putri World badminton Championship 2017 di Glasgow Skotlandia. Foto: Firstpost.com

2 minggu lalu Nozomi Okuhara (22) keluar sebagai juara tunggal putri world badminton championship 2017 di Glasgow Skotlandia. Nozomi okuhara menjadi pemain Jepang pertama yang memenangkan gelar juara dunia tunggal putri.

Nama Nozomi Okuhara mencuat ketika ia menjadi juara dunia junior tunggal putri badminton tahun 2012 di Chiba Jepang. Pemain muda yang dulunya berperawakan agak gemuk dan pendek ini tiba tiba lenyap dari peredaran. Ya Nozomi cedera lutut cukup parah pada tahun 2013 dan harus beristirahat selama hampir dua tahun. Awalnya dia cedera lutut bagian kiri, baru sembuh dari cederanya lagi lagi dia mengalami cedera pada lutut bagian kanan.

Dalam proses penyembuhan dia bertemu dengan fisio therapist yang mengatakan bahwa cederanya itu karena dia melakukan gerakan yang salah saat bermain badminton. Dia memberi beban terlalu berat pada kedua lututnya karena dia melakukan gerakan yag salah pada punggung bagian bawah sehingga dia sering mengalami cedera lutut.

Cara bermain Nozomi Okuhara memang membuat dia dulu sering cedera karena dia sangat agresif, pertahannya bagus dan dia juga cepat kembali ke posisinya setelah ia mengejar bola. Setelah sembuh dari cederanya dan bermain dengan betul dia kini seperti bola karet yang bergerak dan memantul ke sana kemari ketika dipukul. Semakin cepat gerakan lawannya semakin cepat pula antisipasi gerakan Nozomi Okuhara.

Apa yang harus kita pelajari dari Nozomi Okuhara? Pertama, walaupun ia bertubuh pendek tinggi badannya hanya 155 cm tidak menghalangi prestasinya. Walaupun lawannya tinggi tinggi seperti Sun Yu yang tingginya 183 cm (Tiongkok) atau Sung Ji hyun 175 cm (Korea) dia tetap bisa mengatasinya. Kedua dia cepat bangun dari kegagalannya atau cederanya dan tidak mau menyerah pada keadaannya. Ketika cedera selama 2 tahun dia harus belajar badminton dari 0 lagi. Dia harus melakukan gerakan gerakan yang benar, menggerakkan punggung bagian bawah dengan benar dengan tidak terlalu berat membebani lututnya.

Penulis dan Nozomi Okuhara sedang menonton Misaki Matsutomo/ Ayaka Takahashi bertanding di Singapore Open bulan Mei yang lalu. Foto: Dokumen pribadi.

Tapi yang paling penting dari semuanya adalah kekuatan mentalnya ketika bermain. Di banyak pertandingan yang penting seperti di Glasgow kemarin saat menghadapi Carolina Marin dan PV Sindhu terlihat bahwa kekuatan mental lah yang memanangkannya. Itu semua adalah berkat gemblengan kepala pelatih Jepang Park Joo Bong yang dikenal sangat keras dan tanpa kompromi.

Nozomi Okuhara san, Omedetoo Gozaimasu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline