Victor Axelsen ( 22 tahun ) baru saja menutup tahun 2016 dengan merebut gelar di Dubai World superseries finals mengalahkan pemain dari Tiongkok Tian Houwei. Ini adalah puncak dari Viktor Axelsen yang menduduki ranking 4 didunia.
Pertengahan agustus yang lalu Viktor Axelsen menggemparkan dunia ketika dia kalah dari Chen Long di semi final Olimpiade Rio. Tapi bukan karena pertandingan itu yang membuat gempar tapi karena Viktor Axelsen di wawancarai oleh TV Tiongkok dan dia menjawab dengan bahasa mandarin yang lancar. Video wawancara itupun menjadi viral karena dilike dan di share ribuan orang.
Viktor Axelsen belajar bahasa mandarin sejak 2 tahun yang lalu. Dia bilang jika ingin menjadi pemain top harus bisa bahasa mandarin, ini juga penting ketika pemain udah pensiun dari lapangan karena dia masih bisa menjadi pelatih badminton atau menjadi business man yang berhubungan dengan badminton di negara negara yang berbahasa mandarin.
Viktor Axelsen belajar bahasa mandarin dengan les privat dari guru mandarin di Denmark. Selain itu dia juga belajar melalui skype dengan lembaga bahasa mandarin di Beijing. Setelah beberapa bulan dia mulai bisa menulis dan membaca bahasa mandarin. Setelah itu dia membuka acount Tencent Weibo yang mirip dengan twitter. Dia kebanjiran followers dan ia pun mulai berkomunikasi dengan fansnya menggunakan bahasa mandarin. Itulah yang membuat dia menjadi cepat bisa bahasa mandarin. Prinsipnya dia tidak takut, tidak malu malu dan tidak takut salah karena nanti pasti ada orang lain yang akan membantu membenarkannya.
Kini kita tidak perlu heran lagi melihat Viktor Axelsen ngobrol dengan akrabnya dengan pemain Tiongkok seperti Lin Dan, Chen Long dan lain lainya, bahkan dia sering terlihat ngobrol akrab dengan pelatih Tiongkok seperti kepala pelatih Tiongkok Li Yong Bo. Viktor Axelsen pun tidak takut lagi untuk pergi ke Tiongkok untuk bertanding, sparing atau melihat cara latihan pemain Tiongkok.
Tiongkok masih menjadi negara yang paling top soal badminton. Walaupun Tiongkok dibilang merosot tapi dia yang paling banyak merebut gelar tahun ini. Di level superseries dia merebut 17 gelar di sepanjang tahun ini, di level granprix merebut 25 gelar di sepanjang tahun ini. Hanya negara kuat seperti Tiongkok yang berani mempensiunkan pemain yang sangat bagus seperti Wang Yihan, Wang Shixian, Zhao Yunlai, Yu Yang, Tang Yuang Ting, Ma Jin dan sebagainya.
Semoga menjadi inspirasi bagi para pemain muda kita, siapa tahu ada yang mau mengikuti jejak Viktor Axelsen. Apakah mau belajar bahasa mandarin, Korea maupun Jepang untuk belajar badminton lebih baik lagi. Mengenali bagaimana lawan lawan kita berlatih bukan cuma sekedar dari segi teknis dan taktik tetapi juga dalam membangun kecerdasan bertanding dan mental bertanding yang lebih baik seperti kebanyakan pemain Tiongkok, Korea , dan Jepang.
Jiayo !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H