[caption caption="photo : badmintonfreak.com"][/caption]Prestasi bulutangkis tunggal putri Indonesia saat ini sangat buruk.Di banyak pertandingan di luar negeri pemain Indonesia hampir tidak pernah merebut juara. Malah di pertandingan super series, grandprix pemain Indonesia banyak yang kalah di babak pertama dan kedua.
Belakangan ini banyak pemain pemain tunggal putri yang masih muda bermunculan dari Jepang, Korea, China, Thailand, Malaysia bermunculan. Mereka adalah dari Jepang Akane Yamaguchi, Saena Kawakawi, Moe Araki, dari Korea Kim Hyo Min, Jang Mi Lee, Kim Na Young, dari China He Bin Jiao, Chen Yufei, Chen Xiaoxin, dari Thailand Chocuowong Pornpawee, Goh Jin Wei, dari Malaysia. Melawan pemain pemain tersebut tunggal putri kita baik yang senior maupun yang junior pun tetap saja sering kalah.
Meskipun demikian minggu kemarin 23 November 2015 – 29 November 2015 dalam tournament Yonex Korea Yunior Open Badminton Championships 2015 pemain Indonesia atas nama Irgi Aprillia dari klub Exist Jakarta telah meraih juara di Korea terbuka untuk kategori umur 13 tahun. Tentu saja ini adalah berita baik untuk dunia bulutangkis tunggal putri Indonesia kita.
Sebagai pemain bulutangkis aku pernah bertanding melawan Irgi Aprilla di Jakarta dalam O2SN ( Olimpiade Olahraga Siswa Tingkat Nasional ) di Jakarta 2014. Irgi Aprillia adalah pemain yang memiliki postur tubuh yang tinggi, kelebihannya adalah dia bermain dengan teknik yang baik. Dia juga mampu membaca teknik lawan dan membalik keadaan ketika tertekan.
Ketika bertanding melawan Irgi Aprilia di O2SN tingkat Nasional jakarta 2014 aku kalah diset pertama. Di set kedua papa yang mendampingi aku memberi tanda untuk banyak memberi drop shot sehingga dia jatuh dilapangang beberapa kali dan tertinggal banyak angka,. Tertinggal Irgi Aprillia merubah taktiknya tidak lagi berdiri dibelakang dan mengandalkan lob tetapi lebih maju ke depan dan menggunakan bola pendek yang tajam. Itu yang membuat dia membalik keadaan dan membuat dia menang.
Sekarang tentu Irgi Aprilia bermain lebih lebih bagus lagi. Dan saya berharap pemain seperti dia segera mendapat uluran tangan untuk lebih banyak bertanding di luar negeri. Karena dengan banyak bermain di luar negerilah pemain seperti dia akan lebih matang karena lawan lawan yang berwariasi.
Satu lagi jangan beri beban dia dengan banyak harapan. Jangan pula beri dia julukan yang aneh aneh seperti pengganti Susi Susanti atau apalah yang menyebabkan dia beban mental. Kita semua berharap dia dapat pelatih yang bagus yang dapat terus mengembangkan kelebihan dan bakat bakat alami bukan dijadikan pemain dengan gaya dan cara bermain sesuai selera pelatih.
Ada beberapa pemain usia 13an tahun di Indonesia selain Irgi aprilia yang punya harapan besar seperti vyananda Bintang racketta (exist) atau stephani wijaya (jaya raya) dan lainnya. Mereka perlu mendapat perhatian khusus diusianya yang 13 tahun agar kita bisa dapat mengejar ketertinggalan kita dengan negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H