Lihat ke Halaman Asli

Analisis berfikir konstruktivisme siswa SD melalui pembelajaran berbasis proyek

Diperbarui: 1 November 2023   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berdasarkan Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dalam sekolah dasar merupakan tahap awal perjalanan pendidikan formal yang dirancang untuk memberikan dasar pengetahuan, keterampilan, dan nilai kepada anak-anak dalam usia 6-12 tahun yang meletakkan landasan bagi pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Pemikiran konstruktivis menekankan pada aktivitas dimana siswa membangun pemahamannya sendiri dan merupakan metode penting untuk membentuk pemikiran anak. Pembelajaran berbasis proyek adalah metode yang dapat mendukung pengembangan berpikir konstruktivisme siswa SD. (Khasanah & Darsinah, 2022)

Pendidikan di sekolah dasar menggunakan beberapa teori, salah satunya yaitu teori Konstruktivisme. Konstruktivisme menurut Suryadi dkk (2022:13) adalah model pendekatan alternatif yang mampu menjawab kekurangan paham behavioristik. Secara sederhana, konstruktivisme, yang dipelopori oleh J. Piaget beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang menganalisis sesuatu. Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian/ pengetahuan secara aktif (tidak hanya menerima dari guru) dan terus menerus. Metode trial and error, dialog dan partisipasi pebelajar sangat berarti sebagai suatu proses pembentukan pengetahuan dalam pendidikan (Suparno, 2010). Artinya, peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur pengetahannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.

Metode yang mendukung perkembangan berpikir konstruktivisme yaitu pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan pengalaman siswa dalam beraktivitas secara nyata. Pendekatan berbasis proyek menawarkan lingkungan pembelajaran yang mendukung berfikir konstruktivisme siswa (Indriajati & Ngazizah, 2018). Dalam proyek, siswa biasanya dihadapkan pada tugas kompleks yang mengharuskan mereka untuk mencari informasi, berkolaborasi, merencanakan, dan memecahkan masalah. Ini menciptakan kesempatan bagi siswa untuk aktif mengembangkan pemahaman mereka sendiri.

Pembelajaran berbasis proyek menurut Sundari dan Chairunisa (2018) berpengaruh positif pada berfikir konstruktivisme pendekatan berbasis proyek secara alami mendorong siswa untuk berpikir secara aktif dan konstruktif. Beberapa dampak positif adalah sebagai berikut :

1.Aktivitas kognitif yang lebih tinggi: Proyek memerlukan pemecahan masalah, analisis, sintesis, dan evaluasi, yang merupakan aktivitas kognitif tingkat tinggi yang mendukung pembelajaran konstruktivisme.

2.Aktivitas kognitif yang lebih tinggi: Proyek memerlukan pemecahan masalah, analisis, sintesis, dan evaluasi, yang merupakan aktivitas kognitif tingkat tinggi yang mendukung pembelajaran konstruktivisme.

3.Kolaborasi: Pendekatan berbasis proyek mendorong kolaborasi antar siswa, yang memungkinkan mereka berbagi ide, memahami sudut pandang lain, dan bersama-sama menciptakan pemahaman yang lebih mendalam.

4.Kemandirian: Siswa belajar untuk mengambil inisiatif, merencanakan, dan mengelola waktu mereka sendiri, yang merupakan keterampilan yang sangat penting dalam konstruktivisme.

Pendekatan berbasis proyek memiliki pengaruh positif pada berfikir konstruktivisme siswa. Teori konstruktivisme memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berbasis proyek yang bermakna, kita dapat membantu mereka membangun pemahaman yang mendalam, mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, dan menjadi pembelajar yang lebih mandiri. Ini adalah langkah penting menuju meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk tantangan di dunia nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline