Sukoharjo, 15 Juni 2024 -- Dalam upaya meningkatkan keterampilan literasi siswa, Tim Kampus Mengajar 7 di SD Negeri Mertan 01 berkolaborasi dengan komponen sekolah merencanakan serangkaian aksi kolaboratif yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan siswa di kalangan siswa. Gagasan ini dinamai "Program Literasi Sekolah". Program ini diharapkan dapat memberikan pembiasaan dan penerapan yang komperehensif terhadap keterampilan literasi siswa sehingga berdampak positif bagi perkembangan akademik dan personal siswa.
Langkah-langkah pelaksanaan program literasi ini diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Observasi dan Wawancara
Tim pengembangan literasi terdiri dari guru dan staf perpustakaan melakukan observasi terhadap kebiasaan membaca siswa di sekolah. Mereka juga mengadakan wawancara dengan siswa dan guru untuk mengumpulkan data mengenai minat dan preferensi baca siswa, tantangan yang dihadapi, dan usulan untuk peningkatan. Observasi ini melibatkan pemantauan aktivitas di perpustakaan dan pojok baca kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan kendala sekolah dalam upaya meningkatkan literasi yaitu: 1). Minat baca siswa rendah, 2) Terdapat siswa yang mengalami keterlambatan membaca, 3). Perpustakaan tidak dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, 4). Buku bacaan yang ada tidak relevan atau dalam keadaan rusak, 5). Minimnya pojok baca kelas serta mading sekolah yang rusak. Hasil observasi dan wawancara ini kemudian dianalisis untuk merancang program yang lebih tepat sasaran.
2. Pengelolaan Mading
Pengelolaan mading sekolah dilakukan dengan melibatkan siswa secara aktif. Mading diisi dengan berbagai karya siswa seperti cerita pendek, puisi, laporan wawancara, dan artikel hasil penelitian sederhana. Setiap bulan, ada tema berbeda yang diusung untuk mading, yang juga memotivasi siswa untuk berkreasi dan berpartisipasi. Siswa yang bertugas sebagai redaksi mading dilatih dalam keterampilan jurnalistik dasar dan pengeditan. Kegiatan ini sekaligus menjadi sarana untuk mempublikasikan prestasi siswa dan informasi penting sekolah.
3. Revitalisasi Perpustakaan
Perpustakaan sekolah mengalami transformasi melalui kegiatan memilah dan memilih buku yang layak dan relevan serta penambahan koleksi buku yang bersumber dari open donasi yang disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum dan minat siswa. . Tampilan perpustakaan sekolahjuga diperbarui dengan pengecatan ulang dan pemasangan hiasan didalam ruangan. Rak buku juga diberikan perbaikan dan dibersihkan secara maksimal. Kemudian ditata ulang untuk memudahkan akses dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa diperpustakaan . Perpustakaan juga dilengkapi dengan fasilitas kebersihan sebagai upaya menumbuhkan kenyamanan belajar dan ditindaklanjuti dengan penjadwalan piket perpustakaan.
4. Open Donasi Buku
Program donasi buku dibuka untuk seluruh masyarakat, termasuk orang tua siswa, alumni, dan masyarakat umum. Donasi dapat berupa buku baru maupun bekas yang masih layak baca. Setiap buku yang didonasikan akan melalui proses seleksi dan katalogisasi sebelum ditempatkan di perpustakaan atau pojok baca kelas. Ketua Tim Kampus Mengajar menyatakan"kegiatan open donasi kami masifkan melalui media sosial dengan pamlet, selain itu kami juga membuat surat permohonan buku bacaan yangakan kami sasarkan pada instansi terkait seperti perpustakaan daerah dan lembaga sosial lainnya". Kegiatan ini dibuka mulai April - 31 Mei dan berhasil mengumpulkan sebanyak 167 buku bacaan fiksi dan nonfiksi yang bersumber dari donasi sobat literasi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab. Sukoharjo dan lembaga sosial barkasmal jogja di Sleman, Yogyakarta.
5. Optimalisasi Pojok Baca Kelas
Setiap kelas memiliki pojok baca yang dirancang menarik dengan dekorasi yang memotivasi siswa untuk membaca. Koleksi buku di pojok baca dipilih sesuai berdasarkan tingkatan siswa di kelas tersebut, yang sebelumnya telah diidentifikasi melalui observasi dan wawancara. Guru kelas berperan aktif dalam mempromosikan penggunaan pojok baca ini dengan menjadwalkan sesi membaca bersama setiap minggu dan mengadakan kegiatan terkait literasi seperti bercerita atau membahas buku yang telah dibaca. Pojok baca juga dilengkapi dengan alas duduk yang mendukung pembelajaran literasi yang tidak monoton.