Lihat ke Halaman Asli

Shifana Maulidya

Menulis untuk lebih bahagia

Kenangan Manis dan Tatapan Owy

Diperbarui: 14 November 2020   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Glowy a.k.a Owy (sumber: Dokpri)

Entah kenapa, akhir-akhir ini aku suka mengulang-ulang lagu Kenangan Manis karya Pamungkas.

"Tawa yang terlepas tanpa ada makna, cerita lama yang selalu dibawa, diam-diam hati ini mengerti, teringat dan jadi ciri tentangmu. Tuk sementara, sampai berjumpa, bersama-sama bercanda lagi. Kenangan manis di hari ini, jadi alasan untuk kembali"

Bagian ini menjadi rangkaian kata yang paling aku suka. Aku selalu tersenyum, saat lagu dimulai pada bagian ini. Menjadi hal yang amat-sangat mampu mencerminkan keadaanku beberapa tahun terakhir ini. Banyak meninggalkan (dan ditinggalkan).

Ada begitu banyak rasa kehilangan yang sebenarnya sulit sekali aku ungkapkan. Ya. Aku mungkin cukup baik sebagai seorang pendengar. Namun di sisi sebaliknya, aku adalah orang yang mudah berubah kelu, saat mulai menceritakan kehidupan pribadiku sendiri. Entah mengapa. Aku hanya tak kuasa menceritakannya. Ditambah lagi takut kecewa atas ekspektasiku, bagaimana respon orang nantinya.

Setengah tahun ini, aku justru banyak bercerita dengan majikan bulu yang ku adopsi. Yap. Owy a.k.a Glowy, atau yang pernah diberi nama Clowy oleh owner sebelumnya. Beberapa menit, saat dia cenderung tenang, aku rebahkan diri di sampingnya. Sesekali membelai bagian tengkuk dan lehernya. Sambil menatap matanya dan berbicara dalam kepalaku sendiri. Owy seolah mengerti, berkedip pelan sambil menatap wajahku yang kadang tampak kurang mengenakkan.

Mungkin banyak orang beranggapan, ini cara katarsis yang sedikit 'gila'. Namun, cara ini bisa menjadi alternatif bagi orang-orang yang sulit terbuka dan percaya kepada orang lain (sepertiku). Dia tidak akan membeberkan apapun yang kau tuturkan. Tidak pada manusia manapun. Kau bisa dengan leluasa dan terbuka, bercerita pada hewan peliharaanmu.

Bahkan, aku, sesekali merebahkan diri di sebelah aquarium, lalu memandangi tetra dan lemon yang berenang ke sana kemari sambil berbisik di kepalaku sendiri. Sebagai ucapan terimakasih, aku memberi beberapa butir pellet setelah selesai.

Bukan kemauanku sendiri saat aku tak bisa dengan seleluasa itu bercerita tentang pribadiku pada orang lain. Bahkan nyaris tidak pernah. Biarlah, apapun tentangku biar kalian lihat dengan mata kepala sendiri dan menilai dengan hati dan kepala sendiri.

Yang jelas, betapa sulit aku mempercayai sesama manusia.

Ditambah lagi di 2018-2020, aku lebih sering merasa kehilangan. Lulus kuliah, berpisah dengan kawan, memulai rutinitas baru, kekurangan aktivitas hiburan yang sesuai dengan kemauan, banyak teman-teman yang menikah duluan, diiringi dengan pertanyaan padaku 'kapan nyusul?' sebagai sebuah wujud small talk yang paling malesin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline