Lihat ke Halaman Asli

Civic Dispotision dalam Pendidikan Karakter sebagai Pembentuk Warga Negara yang Maju

Diperbarui: 28 Desember 2022   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada beragam masalah di Indonesia yang belum tertuntaskan. Semua permasalahan ini menandakan bahwa bangsa Indonesia juga sedang mengalami ujian dalam banyak hal, salah satunya adalah karakter. Karakter ialah perilaku, kepribadian dan watak yang ditandai dalam kehidupan sehari -- hari serta termasuk juga kita sebagai warga negara Indonesia. Dari Individu kita sendiri merubah Karakter atau perilaku tidak semudah dan secara langsung jadi, maka dari itu dibutuhkan nya penerapan Pendidikan. Pendidikan adalah pembelajaran yang wajib di setiap jenjang yang ada di Indonesia dari SD sampai ke jenjang Perguruan Tinggi. Salah satu penunjang paling utama dalam pembentukan warga negara yang good and smart atau negara yang cerdas, terampil dan berwatak adalah Karakter Kewarganegaraan atau Civic disposition yaitu berkaitan dengan pengembangan watak/karakter. Oleh karena itu Karakter Kewarganegaraan termasuk dalam Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah tentunya karena memegang peranan penting dalam peningkatan atau memelihara watak/karakter siswa sebagai warga negara muda.

Pengertian Civic Dispotision

Menurut Margaret Stimman Branson (1999:8) menyatakan bahwa terdapat tiga kompetensi kewarganegaraan utama Pendidikan Kewarganegaraan yaitu adalah pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan sikap kewarganegaraan (civic dispotisition). Disini kita akan membahas lebih dalam soal Civic Dispotisiton. Watak Kewarganegaraan (civic disposition) dimaksud oleh Quigley, dkk (1991:11) adalah sikap dan kebiasaan berpikir warga negara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem demokrasi.

Jadi, Civic Dispotision atau watak kewarganegaraan adalah karakter yang harus dimiliki setiap warga negara untuk mendukung efektivitas partisipasi politik, berfungsinya sistem sosial dan politik yang sehat, berkembangnya martabat dan harga diri dan kepentingan umum.

Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai proses dari yang dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas dan organisasi - organisasi. Tujuan utama dari civic disposition adalah untuk menumbuhkan karakter warga negara, baik karakter privat seperti; tanggung jawab moral, disiplin diri, dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu, maupun karakter publik misalnya; kepedulian sebagai warga, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan kompromi (Branson, 1999, p. 23).

Secara ringkas karakter publik dan privat sebagaimana disampaikan oleh Branson (1999: 23-25) dapat dijabarkan sebagai berikut.

  • Menjadi anggota masyarakat yang independen.
  • Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi dan politik.
  • Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu.
  • Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana.
  • Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.

Hambatan dalam Pendidikan Kewarganegaraan

Dengan pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan mempersiapkan warga negara menjadi warga yang patuh atau mempersiapkan mereka untuk menjadi warga yang bertanggung jawab. Yang menjadi hambatan itu ialah kepentingan pemerintahan yang berkuasa yaitu dengan memanfaatkan kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan seperti menitipkan kepentingan -- kepentingannya dengan pendekatan ajaran secara mendalam dan menempatkan warga negara sebagai subjek yang patuh dan tunduk. Bahkan dalam demokrasi perwakilan, kekuasaan pemerintah cenderung selalu demi alasan yang tidak pasti, yaitu tentu saja ingin meraih kekuasaan untuk diri mereka sendiri, lalu di sisi lain meminimalkan tanggung jawab mereka kepada masyarakat kelas bawah. Maka dari itu sebagai warga negara dan khususnya bahwa sebagian dari warga yang terdiri dari orang tua dan siswa harus sangat waspada untuk memastikan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan tidak menjadi hanya alat lain untuk menjaga atau memperalat kekuasaan yang ada.

Upaya Membentuk Karakter dalam Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam civic Disposition dibagi menjadi 2 yaitu karakter publik dan karakter privat.
Model pembelajaran yang bisa digunakan salah satunya project citizen, model pembelajaran ini termuat dalam lingkup sekolah dan biasanya di terapkan melalui pembelajaran PKN, model ini juga menuntut siswa untuk saling bekerjasama dalam sebuah tim dan juga memerlukan adanya partisipasi aktif dari semua peserta didik. Beberapa civic disposition yang muncul dalam pembelajaran dengan model pembelajaran project citizen antara lain:

  • Tanggung jawab
  • Disipilin
  • Menghargai terhadap harkat dan martabat manusia dan kepedulian.
  • Kesopanan/kesusilaan, berpikir kritis, kemauan mendengar, bernegosiasi dan berkompetensi
  • Memajukan kebaikan umum, berpartisipasi dalam masalah bersama dengan cara yang terbuka dan mengembangkan kepercayaan diri  

Berikut langkah -- langkah dalam Model Pembelajaran Project Citizen : 

  • Mengidentifikasi Masalah
  • Memilih masalah/topik untuk bahan kajian kelas
  • Mengumpulkan informasi baik dari dalam maupun luar
  • Mengembangkan portofolio kelas
  • Menyajikan portofolio
  • Merefleksi pengalaman belajar atau pembelajaran
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline