Lihat ke Halaman Asli

Mengkresiakan Media Kertas sebagai Sarana Penyuluhan Oral Hygiene untuk Siswa Sekolah Dasar

Diperbarui: 24 Agustus 2023   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Masalah oral hygiene merupakan masalah yang rentan dihadapi oleh kelompok anak usia Sekolah Dasar (SD). Masalah oral hygiene pada anak usia sekolah timbul karena perawatan gigi dan mulut yang kurang baik. Penyebab dari permasalah gigi dan mulut tersebut antara lain jenis makanan yang dikonsumsi anak lebih banyak yang bersifat lunak/lembut, manis dan lengket, lamanya sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut yang tidak segera dibersihkan, kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut seperti cara menggosok gigi yang belum tepat, kebiasaan waktu menggosok gigi yang tidak tepat dan penggunaan pasta gigi yang belum sesuai. 

Pemeliharaan oral hygiene pada anak merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan karena hal tersebut dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit pada gigi dan rongga mulut. Oral hygiene menjadi salah satu aspek pendukung paradigma sehat serta merupakan strategi pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat.

Tata Cara Pembuatan Sarana Penyuluhan Oral Hygiene

Bahan yang Dibutuhkan

  • Kertas print objek anak dengan gigi
  • Kertas print objek sikat gigi
  • Kardus
  • Solatip ukuran besar
  • Gunting
  • Kapas
  • Spidol warna hitam

Langkah Pembuatan Sarana Penyuluhan Oral Hygiene

  • Gunting kertas print anak dengan gigi
  • Gunting kertas print sikat gigi
  • Tempelkan masing – masing kertas ke kardus
  • Untuk sikat gigi  tempelkan kapas sebagai penghapus noda pada gigi
  • Untuk kertas print anak lapiskan dengan solatip sampai semua gambar tertutup dengan solatip

Dokpri

Implementasi penyuluhan oral hygiene kepada siswa di sekolah dasar dilakukan di SDN 1 Marikangen dan SDN 2 Marikangen dengan subjek siswa kelas 2. Terdapat 25 siswa di SDN 1 Marikangen dan terdapat 21 siswa di SDN 2 Marikangen. Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.00 di SDN 2 Marikangen dan pukul 10.00 di SDN 1 Marikangen yang berarti membutuhkan waktu selama 60 menit.

Dimulai dengan pengenalan definisi gigi, penyebab gigi berlubang, fungsi gigi hingga bercerita pengalaman masing – masing siswa tentang gigi yang patah. Agar pembelajaran efektif, siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Dilanjutkan dengan pendemonstrasian bagaimana cara menyikat gigi yang benar dengan penyampaian yang menarik agar siswa dapat paham dan senang dengan pembelajaran kebersihan oral hygiene.

Dokpri

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline