Lihat ke Halaman Asli

Sebelum Hujan Reda

Diperbarui: 22 Januari 2019   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maaf, sempat kehujanan tadi" Seorang laki-laki muda menyapa sambil mengibaskan-ngibaskan tangan ke kemejanya yang sedikit basah, seolah dengan cara seperti itu kemejanya akan segera kering.

"Iya, gapapa" Perempuan itu tersenyum sambil menutup buku di depannya yang sedari tadi ia baca. Laki-laki itupun menggeret kursi, dan duduk berhadapan dengan sang perempuan. Ada meja diantara mereka.

"Kulihat tadi kamu tersenyum sendiri. Kali ini drama atau skenario konyol apalagi yang terlintas dalam kepalamu?."

"Aku hanya sedang membayangkan sensasi jatuh cinta."

"Ah kamu" Lelaki itupun meraih buku di depannya, membolak balik sebentar dan meletakkan buku itu lagi.

"Bisa jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama itu sepertinya menyenangkan" Ujar perempuan itu melanjutkan bicaranya.

"Kebanyakan nonton film romance ya begini, bikin error otakmu. Ngomong-ngomong mana kopiku? Belum kamu pesenin?"

"Belum"

"Kebiasaan"

Laki-laki itupun berdiri, mengangkat tangan sambil memanggil seorang pramusaji yang sedang berdiri di dekat kasir. Hujan tak begitu deras, jalanan di depan kedai kopi sore itu cukup lengang.

"Aku masih ingat tentang keinginanmu untuk jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seseorang yang kamu temui di sebuah kedai kopi"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline