Lihat ke Halaman Asli

Sheylawati

Mahasiswa

Tantangan Dunia Pendidikan pada Anak Berkebutuhan Khusus

Diperbarui: 11 Mei 2022   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Jutaan orang tidak menyadari bahwa mereka dianugerahi nikmat untuk dapat belajar dengan berbagai cara.

Belajar Matematika itu enaknya sambil corat coret di kertas. Kebayangkan gimana gak enaknya kalau kertas buram habis saat sedang ujian?

Kalau belajar Biologi enaknya sambil nonton video pembelajaran. Apalagi pas materinya tentang 'pembelahan sel' jadi lebih paham dan kebayang.

Beda lagi pas belajar Bahasa Inggris. Agar jago 'listening' mendengarkan lagu barat emang paling asik.

Supaya belajar lebih nyaman dan efektif, kita dapat menyesuaikan cara belajar kita sesuai dengan kebutuhan.

Dan kita patut bersyukur, karena kita masih dianugerahi kesempatan untuk bisa menikmati cara belajar yang bermacam-macam. Orang pada umumnya bisa belajar sambil membaca, menulis, menonton video, atau bahkan sambil dengerin lagu.

Karena kebayang tidak, keterbatasan temen-temen di sekitar kita yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar. Kita mungkin bisa dengan mudah memahami proses pembelahan sel melalui video pembelajaran. Tapi bagaimana dengan teman-teman kita yang memiliki keterbatasan penglihatan? Atau keterbatasan lainnya? Gimana sih cara mereka belajar supaya bisa lebih nyaman dan efektif?

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 157 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Khusus Pasal 4 anak berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan menjadi:

  1. Hambatan Penglihatan 

  2. Hambatan Pendengaran 

  3. Hambatan bicara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline