Penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa, menjadikan Indonesia pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Mayoritas industri kosmetik membidik target konsumen utama kaum wanita, belakangan mulai berinovasi dengan produk-produk untuk pria (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013). Indonesia sebagai negara yang selalu mengikuti perkembangan jaman sudah sepatutnya juga membuka akses terhadap hubungan bisnis Internasional dengan Negara lain.
Dengan adanya hal tersebut, saat ini banyak produk -- produk kosmetik yang berasal dari luar negeri yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kecantikan adalah hal yang selalu didambakan oleh setiap perempuan. Perempuan Indonesia terkenal memiliki kecantikan yang khas dan berbeda dari perempuan-perempuan dari negara lain. Hal ini dapat diketahui dengan adanya resep-resep perawatan kecantikan yang sudah turun menurun dari generasi ke generasi. kecantikan dapat terpancar apabila ada niat dan kemauan dalam diri perempuan untuk selalu rutin dan rajin untuk melakukan perawatan kulit wajah.
Pada penggunaan produk-produk kosmetik tentunya diperlukan sikap kritis untuk memilih produk mana yang terbaik dan cocok untuk digunakan seseorang. Irina M (2018) menambahkan bahwa Food & Drug Administrator (FDA) atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia, sejatinya belum mengeluarkan regulasi atas klaim 'natural' tersebut, sehingga produk kosmetik yang disebut sebagai produk dari bahan natural atau alami, belum tentu aman digunakan, karena masih ada kemungkinan produk tersebut tidak dibuat 100% dengan bahan alami.
Salahsatunya dengan bahan ekstrak "Gama Melon Parfum" yang mengandung senyawa antioksidan, antiaging dan senyawa yang bermanfaat untuk digunakan sebagai kosmetik. Sehingga diperlukannya kemampuan dan pengalaman dalam pembuatan kosmetik misalnya lotion, serum, dan gel berbahan ekstrak "Gama Melon Parfum (GMP)".
Gama Melon Parfum (GMP), kultivar melon baru, telah dikembangkan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Indonesia. Kultivar yang dikembangkan pada tahun 2011 ini memiliki karakter khas rasa pahit (Daryono dan Maryanto, 2017).
Rasa pahit yang dihasilkan diduga merupakan akumulasi dari senyawa turunan terpene, yaitu Cucurbitacin (Shang, dkk., 2014). Cucurbitacin merupakan senyawa bioaktif yang memiliki kemampuan sebagai antitumor, antiinflamasi, antiaterosklerosis, dan antidiabetes.
Senyawa bioaktif menjadi tren dalam pengembangan kosmetik herbal. Gama Melon Parfum (GMP) memiliki karakter fenotip yang menonjol yaitu memiliki aroma buah yang sangat harum seperti parfum namun rasanya pahit, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Kultivar Gama Melon Parfum ini merupakan hasil pembiakan antara pemulia melon NO3 (Natsumo Omoide) dan MR5 (Miyamauri) (Daryono dan Supriyadi, 2012). Melon kultivar GMP ini memiliki karakter yang cukup unik yaitu ukurannya yang hanya sebesar buah jeruk atau segenggaman tangan dan memiliki aroma yang harum sehingga berpotensi sebagai flavor alami dari aroma buahnya (Hasbullah dkk. 2019).
Formulasi sediaan topikal tabir surya beruapa lotion sering dipakai karena lebih efektif sebagai tabir surya. Lotion merupakan sediaan topikal tabir surya yang sering dipakai oleh masyarakat. Lotion merupakan suatu suspensi, emulsi, atau larutan, dengan atau tanpa obat untuk penggunaan topikal yang kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit yang luas sehingga cepat kering pada kulit setelah pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit (Ansen, 1989).
Lotion berbahan melon ini tentunya lebih aman digunakan karena terbuat dari ekstrak melon yang merupakan bahan alami, selain itu dapat lebih menghaluskan permukaan kulit dan tentunya menyehatkan.