Lihat ke Halaman Asli

Juwairiyyah, Mengajak Anak-Anak Berani Bermimpi

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali kita sering luput memperhatikan masalah kecil yang ada di sekitar kita. Kita yang ada di Jawa ini memandang jauh ke Kalimantan, Sulawesi, atau Maluku sana dan berpikir mari kita buat anak-anak kecil di sana sebuah mimpi untuk digantungkan dan digapai. Sebuah mimpi yang berani menantang batas yang sebelumnya mereka pikir sempit, sebuah mimpi yang membuat mereka sadar bahwa batas sempit itu mereka sendiri yang membuatnya, dan mereka sendiri yang nanti akan bisa merobek-robeknya. Itulah yang saya dapat setelah membaca kisah para pengajar muda di buku Indonesia Mengajar.

Pernahkah kita melirik sebuah tempat yang rupa rupanya dekat dengan kita? Pernahkah anda yang di Jakarta melirik Tambora? Bukan nama gunung di Nusa Tenggara Barat sana, tapi Tambora di Jakarta yang saya tahu daerah tersebut sering terkena musibah kebakaran dari berita di media massa. Ternyata di Tambora masih banyak anak-anak yang tak berani bermimpi. Mau jadi apa kamu Dek? Polisi, tulis seorang anak di secarik kertas. Tapi tulisan polisi itu kemudian dicoretnya, diganti menjadi nelayan. Sebetulnya tak ada yang salah dengan profesi nelayan, yang kemudian menjadi agak salah adalah jawaban anak itu, “Ketinggian Kak, jadi nelayan aja lebih gampang.” Dan beruntunglah negeri ini masih ada anak muda yang melirik fenomena itu, lalu hadir untuk maju mencoba mengubah keadaan. Namanya Juwairiyyah. Biasa dipanggil Wai (tanpa Kambas ya), atau Ria. Saat ini sedang belajar ilmu manajemen di Universitas Bakrie. Ia membikin sebuah komunitas bernama YAFI (Youth’s Acts For Indonesia) bersama teman-temannya. Komunitas ini mempunyai tujuan untuk memotivasi, menginspirasi, dan mengajar anak-anak SD di Tambora agar mereka berani bermimpi dan berusaha meraih mimpi itu.

Saat jumpa Dahlan Iskan di acara IYCS, Sabuga, Bandung (poto : waididudidam.wordpress.com)

Bulan Desember kemarin, YAFI melaksanakan sebuah program bernama Kami Berbakti, dibantu oleh para volunteer mereka berkumpul dengan anak-anak Tambora. Bertanya, apa cita-citamu Dek?, juga berbagi cita-cita pribadi para volunteer. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, program ini bertujuan agar anak-anak berani bermimpi. Mimpi menjadi seorang polisi, penyanyi, atau bahkan menjadi presiden, persis seperti mimpi seorang Barrack Obama saat bersekolah di Mentang berpuluh tahun kebelakang. Berbicara mengenai Juwairiyyah sendiri, ia sendiri punya banyak mimpi. Baik untuk dirinya sendiri maupun Jambi, tanah kelahirannya. Ia punya mimpi untuk bertemu dengan Bill Gates, Eric Schmidt, Menteri-Menteri, Anies Baswedan, Joko Widodo, Tri Mumpuni, Elang Gumilang, dan CEO berbagai perusahaan. Pernah mendengar istilah ‘the power of mind’? Wai salah satu orang yang percaya pada hal itu. Ia menuliskan mimpi itu di kertas, menempelkannya di dinding kamarnya, dan selalu memandanginya sesaat sebelum terlelap berkawan bantal, selimut, dan guling. Tentu saja ia tak cuma bermimpi, tapi ia juga melakukan sesuatu. Wai mengikuti banyak pelatihan, seminar, dan forum yang akan bisa semakin mendekatkannya pada mimpi-mimpi itu. Mereka yang menanam akan menuai hasilnya. Ya, Wai memanen beberapa mimpinya. Ia bertemu dengan Anies Baswedan dalam acara Economic Leaders Forum pada 22 Desember 2011 kemarin. Tak hanya sekedar bertemu, Wai juga berkesempatan untuk mengobrol dengan Anies Baswedan, seraya bercerita tentang YAFI. Sebuah momen yang tak akan bisa ditemui dengan hanya bermimpi tanpa berbuat sesuatu.

Bertemu dengan Anies Baswedan di Economic Leaders Forum (poto : waididudidam.wordpress.com)

Di tahun 2012 ini Wai juga mendapat kesempatan dan kehormatan menjadi delegasi Jambi pada acara Parlemen Muda yang digagas salah satunya oleh Iman Usman (ASEAN-Indonesia Youth Ambassador). Sebuah acara yang mempertemukan para pemuda perwakilan semua provinsi di Indonesia untuk membahas permasalahan di daerahnya masing-masing, juga sebuah kesempatan untuk berdiskusi dengan Ketua DPD RI, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Untuk Jambi sendiri Wai mempunyai harapan untuk nantinya banyak orang yang lebih mengenal Jambi daripada saat ini. Lebih banyak orang yang menyadari potensi wisata Jambi, utamanya masyarakat dan pemerintah Jambi sendiri. Lebih banyak orang Indonesia berwisata ke Jambi, tidak hanya di Bali, Lombok, atau malah Singapura dan Eropa. Karena Wai tahu betul ada banyak tempat di Jambi yang kadar potensi wisatanya ada di leveloutstanding.

Saat menjadi delegasi Jambi di Parlemen Muda 2012 (poto : waididudidam.wordpress.com)

Salah satu potensi wisata tersembunyi Jambi, Air Terjun Talun Berasap (poto : waididudidam.wordpress.com)

Pemuda Nusantara, beranilah bermimpi seperti Wai. Juga berusahakeraslah agar mimpi itu bisa kau gapai, dan kau kantongi selamanya. Seperti prinsip Wai: Dream, Do, Deserve. Mimpilah, lakukan sesuatu, dan buat dirimu menjadi layak untuk dikabulkannya mimpi itu oleh Tuhan. Seperti Andrea Hirata berkata, Bermimpilah maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.” fakta kecil Wai : 1) Suka histeris jika melihat anak kecil yang lucu, “Aaah, ada Afiqah.” 2) Mengaku bahwa ia sulit menghapal jalan

©Shesar_Andri, 19 Februari 2012,

Bandung, saat sedang kedinginan di kamar kost

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline