Nama : Sheryl Vasya H.
NIM : 202010230311494
Di kala pandemi ini, semua aktivitas fisik dibatasi. Ruang tatap muka semakin menipis dan ruang virtual semakin meningkat. Pembelajaran dan pekerjaan sehari-hari pun dilakukan secara daring.
egiatan yang meliputinya tak jarang mengharuskan kita untuk meluangkan waktu lebih dalam bermedia sosial dan membuat kita semakin terpapar pada kesibukan orang lain. Tidak dipungkiri, hal itu pun mengarahkan kita terhadap rasa insecure karena membanding-bandingkannya dengan diri sendiri.
Apa itu insecure?
Insecurity menurut kamus psikologi APA adalah perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, dan ketidakmampuan untuk mengatasi, disertai dengan ketidakpastian umum dan kecemasan tentang tujuan, kemampuan, atau hubungan seseorang dengan orang lain.
Insecure atau kecenderungan untuk kurang percaya diri adalah hal wajar yang dialami oleh kebanyakan orang mengenai beberapa aspek kehidupan mereka (Ein-Dor et al., 2010).
Namun, seringkali kita terlarut dalam perasaan insecure ini hingga lupa bahwa setiap sesuatu datang dengan dua sisi, baik dan buruk, positif dan negatif. Begitu pula dengan rasa insecure ini. Di satu sisi, insecure memang menguras banyak pikiran tapi di sisi lain, insecure yang wajar juga mendatangkan manfaat.
Lantas apa saja sisi baik dari perasaan insecure?
Membantumu mengenali diri sendiri
Insecure mendorong kita untuk mencari apa yang menimbulkan perasaan itu. Kita tidak akan terjebak dalam bias optimis sehingga kita terbuka dengan kritik dan tidak cenderung mendengarkan masukan positif saja.