Lihat ke Halaman Asli

Sherry Diyah Kusuma

Mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang

Melatih Mental Health di Lingkungan Kerja

Diperbarui: 6 April 2022   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak diantara kita yang menghabiskan waktu untuk belajar, bermain, maupun bekerja. Bahkan banyak para pelajar yang harus membagi waktunya untuk belajar dan bekerja. Waktu kondusif kerja sehari setidaknya 8jam kerja. 

Sebagian besar orang beranggapan bahwa pekerjaanya dianggap sebagai top priority atau bisa disebut prioritas utama. Karena dari pekerjaan itulah mereka mandapat penghasilan untuk kehidupan sehari-hari.

Kata "ups dan down" mungkin saja sudah menjadi hal biasa dalam dunia kerja. Situasi ups pasti juga akan kita alami yang tentunya akan memberikan kita kepuasan dalam pekerjaaan. Selain itu pasti akan membuat kita bersemangat dalam melakukan semua job disk kita. Tidak bisa dipungkiri, tidak selamanya kita berada di posisi ups, tentunya kita juga akan berada di posisi down. Hal itu bisa saja terjadi karena suatu tekanan dari atasan maupun pengaruh dari partner kerja yang tidak bersahabat.

Potensi terbesar untuk membentuk pribadi karyawan maupun atasan dalam perusahaan menjadi lebih positif bisa disebut dengan Mental Health. Hal itulah yang membuat Mental Health sangatlah penting dalam dunia kerja. Mental yang mempunyai arti perbuatan atau sikap dan Health yang berarti kesehatan yang memiliki kata dasar "sehat" merujuk pada kondisi fisik baik. 

Mental Health dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ; karena mood yang tidak baik maupun orang-orang disekitar yang tidak care dan seenaknya. Kalau kita bicara tentang Mental Health dibilang kita gila atau baper sih, padahal enggak. Orang yang bicara soal mental karena mereka ingin diskusi dan bertukar pikiran perihal yang mereka alami salah satunya di lingkup kerja.

Berdasarkan pengalaman, dalam dunia kerja pastinya kita akan menemukan kata Toxic Work Environment dimana kondisi lingkungan kerja, situasi, maupun rekan kerja yang membuat seseorang merasa terganggu maupun tidak nyaman. 

Perubahan perilaku yang nyatapun seringkali terjadi karena sikap seorang atasan yang tidak profesionalisme. Terkadang kita juga akan menemukan seorang pemimpin yang otoriter dan menginginkan bawahan melakukan semua perintah tanpa dia contohkan.

Akhirnya yang terjadi memerintah tanpa adanya langkah maupun contoh. Yang pada akhirnya membuat seseorang mempunyai perilaku yang berbeda, misalnya " Si A kerjanya rajin, ga pernah terlambat, lalu tiba-tiba berubah sering datang terlambat dan terlihat tidak bersemangat". Dikarenakan seorang atasan yang tidak pernah adil dan suka membedakan. Hal itu yang membuat kita sering merasa cemas sepanjang hari kerja, suka mengeluh, dan membuat kita jadi berubah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline