Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Kerjasama Antara Guru dan Orangtua Murid

Diperbarui: 14 Februari 2021   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Tadi sore saya menyempatkan diri berkunjung ke rumah salah satu orangtua siswaku, sebagai guru BK (bimbingan dan konseling) tujuan saya berkunjung ke rumahnya ingin bertemu dengan orangtuanya membicarakan tentang tugas LKPD (lembar kerja peserta dididk) selama belajar di rumah semester yang lalu tetapi sampai sekarang masih belum juga diselesaikan dan belum diserahkan kepada guru matapelajaran. 

Kali ini saya menanyakan kesulitan apa yang dihadapi anaknya dalam mengerjakan tugas LKPD di rumah dan sekalian menyerahkan surat undangan orangtua untuk datang ke sekolah karna wali kelas siswa saya tersebut ingin sekali berjumpa dan berbicara langsung dengan orangtuanya di sekolah.

Sesampainya saya di rumah siswa saya itu, saya di sambut dan dipersilahkan duduk oleh mamanya, lalu tiba-tiba bapaknya datang dan menanyakan kepada saya, "ibu datang ke sini dalam rangka apa?"  saya menjelaskan kepada mereka tujuan kedatangan saya berkunjung ke rumah mereka yaitu pertama menanyakan kesulitan apa yang dihadapi anaknya dalam hal mengerjakan tugas LKPD semester yang lalu, karna hampir semua guru matapelajaran datang kepada saya menanyakan bagaimana tindakan kami sebagai guru dalam memberikan nilai kepada anaknya sementara tugasnya masih belum juga beres, yang kedua saya ingin menjalin kerjasama dengan orangtuanya untuk mencari solusi dari kesulitan anaknya dalam mengerjakan tugas LKPDnya selama ini. dan yang ketiga saya menyerahkan surat undangan orangtua untuk datang ke sekolah karna wali kelas anak tersebut ingin sekali bertemu dengan orangtuanya.

Ternyata bapaknya tidak senang dengan tujuan kedatangan saya kerumahnya karna selama ini dia terus menanyakan kepada anaknya apakah tugas LKPDnya sudah selesai, anak itu selalu menjawab sudah bahkan bapak itu sering kali memukul anaknya jika tidak belajar. Karna merasa dibohongi selama ini, bapak itu mengatakan dengan marah kepada saya bahwa anaknya mulai hari senin tidak akan masuk ke sekolah lagi, biarkan dia di rumah saja dan katakan kepada wali kelasnya saya tidak akan datang ke sekolah dalam hal membicarakan masalah anak saya ini. Karna sudah berkali-kali saya terus mengingatkan kepadanya untuk mengerjakan tugas LKPD nya itu.

Saya berusaha membujuk bapak itu tetapi bapak itu terus saja berbicara dan memarahi anaknya. Setelah bapak itu selesai bicara dan saya melihat dia sudah mulai tenang, sayapun izin pamit pulang dan mengatakan kepada bapaknya, jikalau ada waktu bapak atau ibu hari senin bisa datang ke sekolah untuk kita bicarakan masalah anak kita ini bersama dengan wali kelasnya, mari kita bersama-sama mencari solusi untuk memecahkan kesulitan anak kita ini dalam hal menyelesaikan semua tugas LKPDnya.

Saya pun akhinya pulang dengan sedih bercampur marah. Disepanjang perjalanan saya terus berpikir dan berbicara dalam hati "apa yang salah" mengapa bapak itu begitu marah dengan kedatangan saya, apakah saya tidak bisa datang ke rumahnya dalam hal membicarakan masalah anaknya dan meminta bantu kepadanya untuk bekerjasama dengan saya untuk mencari solusi dari kesulitan anaknya itu, mengapa bapak itu harus marah kepada anaknya dan memukul anaknya, apakah dengan tindakannya itu masalah anaknya dapat terselesaikan? Lalu pernahkah bapak itu duduk disamping anaknya dan menemani anaknya selama belajar? Pernahkah bapak itu menanyakan kepada anaknya apa kesulitan yang kamu hadapi dalam mengerjakan tugas LKPD itu? Atau pernahkah bapak itu datang ke sekolah minimal satu kali dalam 3 bulan menanyakan perkembangan belajar anaknya dan menjalin komunikasi kepada wali kelas atau guru BK di sekolah?

Tetapi disisi lain saya juga berusaha untuk mengerti posisinya sebagai orangtua yang setiap hari mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Orangtuanya berangkat pagi kerja dan pulang di malam hari tentu tidak ada lagi waktu menemani anak-anaknya untuk belajar selain hanya mengingatkan supaya tugas itu segera diselesaikan. Bahkan orangtuapun sanggup memfasilitasi anaknya dengan memberikan handpone (HP) supaya memudahkan anaknya mengerjakan tugas LKPD yang diberikan oleh guru-guru matapelajaran. Tetapi tetap saja, apakah dengan memberikan handpone (HP) kepada anak tanpa dikontrol oleh orangtua bisa menjamin anaknya dapat menyelesaikan tugas LKPD nya? Apakah dengan hanya sekedar mengingatkan anaknya agar tugas segera diselesaikan maka tugas anak itu dapat selesai tanpa sedikitpun melihat dan memperhatikan buku tugas anaknya?

Benar, anak memang membutuhkan hp di masa pondemi covid 19 ini karna tuntutan belajar di rumah tetapi harus dikontrol oleh orangtua, kalau tidak anak akan candu game, candu tiktok dan candu bersosmed. Saat ini yang dibutuhkan anak selama belajar di rumah adalah cinta, kasih sayang dan perhatian dari orangtua, anak membutuhkan sentuhan orangtua dalam belajar, anak membutuhkan buah pikiran orangtua dan membutuhkan kerjasama yang baik dalam mengerjakan tugasnya selama belajar di rumah. Saya rasa itulah yang dibutuhkan seorang anak selama belajar di rumah untuk bisa membantu mereka dalam menyelesaikan segala tugas-tugas LKPDnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline