Lihat ke Halaman Asli

Sherly Ros

live is free

Malas?

Diperbarui: 23 Februari 2021   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin kamu, ya kamu! Yang sedang membaca ini, kamu adalah salah satu orang yang malas. Kenapa? Karena kamu pasti sedang asyik dengan handphone kamu. 

Knapa sih ada malas dalam diri kita? Malas itu terjadi saat kita berada di zona nyaman kita sendiri, kita terlalu nyaman hingga malas untuk melakukan aktivitas lainnya.

Kalau kita mengecap bahwa diri kita pemalas, pasti kita jadi pribadi yang pemalas. Gawatnya kalau kita udah terlanjur percaya kalau diri kita ini pemalas, kita jadi terlena. Jadi tetep santai dan melanjutkan kemalasan kita. Kamu tau gak kenapa bisa begitu? Itu karena secara gak sadar, pikiran kita jadi bener-bener percaya kalau diri kita itu memang pemalas. Makanya kita jadi mengondisikan diri dan kebiasaan kita untuk bertindak malas.

Pernah ga sih kamu bertanya-tanya dalam diri kamu kenapa orang-orang bisa rajin dan kamu tidak. Dan apakah dalam diri kamu mau untuk menjadi rajin? 

Malas itu sebenarnya tidak ada, hanya saja kamu kurang rajin. Kalau kamu kurang rajin brarti rajin itu ada level-levelnya dong.

Nah bagaiman sih supaya kita menjadi rajin? Kit dapar melakukannya dari hal-hal yang kecil dahulu. Kita dapat melakukannya dengan menyelipkan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas sehari hari:

Sila Pertama: mulailah diri kita dengan rajin beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa 

Sila Kedua: mulailah rajin untuk melakukan aktivitas kemanusiaan seperti bekerjasama dan menghormati satu sama lain.

Sila Ketiga: bangkitkan rasa cinta kita terhadap tanah air dan bangsa Indonesia, dengan bergaul dengan orang-orang yang sama-sama ingin menciptakan kesatuan.

Sila Keempat: ajak diri kita untuk saling bertukar pendapat dengan orang lain agar kita mendapatkan hal-hal yang baru.

Sila Kelima: ciptakanlah suasana kekeluargaan dan gotong royong dalam lingkungan kita terlebih dahulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline