Lihat ke Halaman Asli

Sherly

Mahasiswa

Pengabdian Masyarakat oleh Dosen dan Mahasiswa Kesmas FK UNNES di Karanganyar: Upaya Menurunkan Kasus DBD melalui Pembentukan Kader Jumantik Cilik

Diperbarui: 1 September 2024   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Pengabdian FK UNNES bersama siswa/i dan guru SD IT MTA Matesih

Karanganyar, 25 Mei 2024 — Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wilayah dengan angka insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Jawa Tengah, mencapai 94,5 per 100.000 penduduk pada tahun 2023. Dengan kondisi cuaca dan curah hujan yang tidak stabil, Kabupaten Karanganyar terus menjadi lahan subur bagi berkembangnya nyamuk Aedes, vektor utama penyebar DBD. Di Kecamatan Matesih, kasus DBD meningkat sebesar 25% pada tahun 2023, dengan tren yang hampir mencapai status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Menjawab tantangan ini, dosen dan perwakilan mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan program pengabdian masyarakat di SD IT MTA Matesih. Tim Pengabdian diketuai oleh drh. Dyah Mahendrasari Sukendra, M. Sc. dan didampingi oleh Bertakalswa Hermawati, S. Psi., M. Si., serta tiga mahasiswa yang terdiri dari Devita Uzlah Sibarani, Hermi Nur Laela, dan Sherly Gusnawan.  

Program ini berfokus pada pembentukan "Jumantik Cilik" atau Juru Pemantau Jentik Cilik, sebuah inisiatif untuk memberdayakan siswa-siswi dalam mengidentifikasi dan mengeliminasi jentik nyamuk Aedes di lingkungan sekolah mereka.

Pemberian Plakat sebagai Simbol Ucapan Terima Kasih dan Kenang-Kenangan kepada Kepala SD IT MTA Matesih 

Kegiatan dimulai dengan pengisian pre-test oleh siswa untuk mengukur pengetahuan awal mereka mengenai penyakit DBD dan siklus hidup nyamuk Aedes. Selanjutnya, para siswa diajak mengenal lebih dalam tentang bahaya DBD dan cara-cara pencegahannya. Melalui aktivitas interaktif seperti permainan cari kata, siswa dikenalkan pada tempat-tempat potensial berkembang biaknya nyamuk, atau yang dikenal sebagai breeding place.

Tidak hanya itu, siswa juga dibimbing oleh tim dosen dan mahasiswa dalam pencarian jentik nyamuk di sekitar sekolah. Menggunakan peralatan sederhana seperti container, pipet, dan senter, para siswa dengan antusias mengeksplorasi lingkungan sekolah mereka, mencari dan mencatat keberadaan jentik nyamuk. Data yang dikumpulkan kemudian dicatat dalam form Angka Bebas Jentik (ABJ) untuk mengevaluasi tingkat kebersihan dan keamanan lingkungan sekolah dari potensi penyebaran DBD.

Pengambilan Jentik Menggunakan Pipet

Pengambilan Jentik di Wastafel

Foto Bersama dengan Menunjukkan Formulir Penghitungan ABJ

Puncak dari kegiatan ini adalah pemberian pin Jumantik Cilik kepada setiap siswa serta pembagian hadiah sebagai apresiasi bagi mereka yang berpartisipasi aktif dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Melalui program ini, diharapkan siswa-siswi SD IT MTA Matesih tidak hanya menjadi agen perubahan dalam menjaga kesehatan lingkungan sekolah mereka, tetapi juga mampu menyebarkan pengetahuan ini ke lingkungan rumah dan masyarakat sekitar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline