Lihat ke Halaman Asli

Menonton Indonesia Vs Kamerun LIVE di GBK

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353208589798543583

Sabtu, 17 November 2012.. Hari yang panjang dan melelahkan. Berangkat dari kediaman pukul 08.30 dan akhirnya sampai di GBK 14.30 semuanya Waktu Indonesia Barat hehe. Pertama kali masuk ke area stadion seperti biasa ditawari tiket oleh beberapa calo. Harga tiket yang mereka jual adalah Rp 25.000 untuk kategori I dan II (Harga tiket resmi Rp 20.000). Dalam hati berkata "tumben bedanya cuma 5000 perak". Tentu saja pada akhirnya saya tetap membeli tiket di tempat resmi. Sekitar pukul 15.30 saya sudah berada di tempat duduk stadion GBK. Melihat suasana di dalam cukup riuh mengingat ini adalah sekedar partai uji coba. Ya, selama ini stadion GBK memang tidak penuh jika pertandingan hanya melibatkan uji coba apalagi jika lawan tanding timnas tidak memiliki pemain bintang. Yang agak mengejutkan adalah ada beberapa jakmania ikut menonton pertandingan padahal mereka adalah suporter ISL (menohok KPSi nih hoho).  Hm, mungkin juga faktor Bepe ikut berpengaruh disini.

1353206850637070787

Beberapa saat kemudian, kiper timnas Endra Prasetya dan Wahyu Tri Nugroho masuk ke dalam lapangan untuk melakukan pemanasan diikuti sorakan penonton. Dan akhirnya semua pemain timnas memasuki lapangan. Pemanasan sebelum pertandingan memang diperlukan agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan ketika pertandingan berlangsung. Waktu menunjukkan 16.30, pemain timnas sudah kembali ke ruang ganti. Dan datanglah pemain  - pemain kamerun melakukan pemanasan. Pemain kamerun asli lho yang dipersiapkan oleh federasinya dan bukan tim yang terbentuk setelah 2 jam serta amatiran layaknya QSCA. Jika ada yang menyebutkan tim ini kelas 3 entah dimana letak otak orang tersebut.

1353206881466565814

Tepat pukul 17.15 pertandingan sudah dimulai. Line up Indonesia diisi ; GK : Endra Prasetya DF : Nopendi, Handi Ramdan, Wahyu Wijiastanto (kapten), Novan Setya Sasongko MF : Andik Vermansyah, Oktovianus Maniani, Tonnie Cusell, Taufik FW : Irfan Bachdim, Jhonny van Beukeuring Pertandingan di babak pertama cukup alot tapi sangat terlihat jika tim Indonesia mengandalkan kecepatan kedua sayap. Andik dan Okto beberapa kali menusuk lewat sisi lapangan pemain lawan. Sayang umpan crossing kedua pemain ini kurang begitu baik. Lini tengah timnas kurang berfungsi, Taufik bermain di bawah formnya. Permainan kamerun sering langsung menusuk pertahanan Indonesia. Beruntung, timnas memiliki barisan pertahanan tangguh ditambah kiper Endra yang bermain sangat baik di pertandingan ini memaksa skor berakhir dibabak pertama 0-0. Babak kedua terjadi pergantian pemain Endra Prasetya digantikan Wahyu Tri.  Di babak ini permainan timnas jauh lebih baik. Beberapa peluang dihasilkan timnas. Diantaranya yang diperoleh Okto melalui tendangan keras dari pinggir lapangan yang masih bisa ditepis kiper lawan. Peluang emas lainnya didapatkan oleh Andik Vermansyah yang tinggal berhadapan dengan kiper setelah mengecoh bek lawan. Sayang tendangan melengkungnya masih lemah. Seharusnya Andik menendang keras datar (ah so bisa lu.. namanya juga pengamat hoho). Semoga permainan Andik semakin meningkat lagi. Paling menegangkan terjadi di injury time babak kedua dimana sundulan keras pemain kamerun hampir menggetarkan gawang timnas. Beruntung kiper Wahyu Tri dengan sigap menghalau sundulan 90% gol tersebut. Peluang ini pun sebagai bukti tidak terjadi pengaturan skor antara timnas vs kamerun seperti yang disebutkan oleh para penyembah KPSi. Ngapain capek - capek sundul bola ke gawang lawan jika ingin 0-0, apalagi sudah injury time. Cuma  orang bego yang bicara pengaturan skor (Emang jaman NH?). Dan babak kedua pun berakhir dengan skor kacamata. Oke, sekarang pandangan saya terhadap pemain - pemain timnas. Endra Prasetya : Man Of The Match pertandingan ini walaupun bermain cuma satu babak (diganti karena mengalami sedikit cedera). Sepertinya Endra ingin membuktikan diri pantas menjadi GK timnas. Cuma saya bilang jangan berpuas diri teruslah membuktikan bahwa Anda adalah kiper nomor satu Indonesia. Nopendi, Handi Ramdan,Wahyu Wijiastanto,Novan Setya Sasongko : Skor 0-0 membuktikan ketangguhan mereka. Di babak pertama kedua bek sayap kurang membantu penyerangan (mungkin instruksi dari pelatih seperti itu agar berhati-hati). Babak kedua mendingan. Andik Vermansyah, Oktovianus Maniani : sangat cepat, sayang kurang memiliki fisik bagus sehingga sering kalah dalam adu fisik dengan pemain - pemain besar kamerun. Tapi AFF bukan melawan kamerun kan hehe.. Tonnie Cusell, Taufik : Permainan Cusell cukup bagus dalam merusak lini tengah kamerun. Umpannya soft dan bagus cuma karena baru bergabung suka ada salah pengertian dengan pemain lainnya. Prospeknya cerah lah. Taufik bermain di bawah form dibabak I (Lawannya Kamerun gitu loh) tapi bisa memperbaiki di babak II. Irfan Bachdim, Jhonny van Beukeuring : Permainan IB benar - benar mobile selain penyerangan juga sering membantu pertahanan padahal posisinya adalah striker. Beberapa kali menusuk pertahanan lawan dari lini tengah sayang kurang ada support dari yang lain. Ada yang mengatakan JvB bermain buruk. Kata saya tidak juga, JvB memiliki tipikal pemain Eropa yakni efektif. Bongsornya tubuh JvB membuat pemain lawan kesulitan sehingga dia bisa menjaga bola dengan baik. Kekurangannya masih masalah komunikasi seperti halnya Cusell. Pemain Pengganti : Wahyu Tri Nugroho : Kuat dalam refleks tapi lemah dalam mengantisipasi umpan crossing. Fachrudin : Kurang bagus dalam mengantisipasi bola lambung membuat kamerun sering mendapatkan peluang lewat crossing. Elie Aiboy : Permainnya kurang terlihat bahkan seperti tidak ada. Padahal jika bermain di babak I Elie sering bermain bagus. Hm.. Bambang Pamungkas : Pemain bintang, terbukti dari antusiasme suporter ketika pemain ini masuk. Berbeda dengan JvB yang bisa menahan bola, Bepe sering kalah body charge tapi permainnya menusuk jantung pertahanan lawan. Kesimpulan : Skor 0-0 membuktikan kedua tim bermain sama baiknya. Peringkat 165 (Indonesia) bisa menahan tim peringkat 62 (Kamerun) membuat kita harus bilang WOW (masalah buat elu?). Ya lebih baik menahan imbang Kamerun daripada menang melawan tim amatiran QSCA yang pemainnya cuma terdiri dari orang-orang hobi bola. Salam hohoho

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline