Lihat ke Halaman Asli

Renungan Untuk Timnas Dari Kisah Perancis 2010

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Masih ingatkah Anda Piala Dunia 2010 lalu yang diselenggarakan di Afrika Selatan? Jika masih ingat tentunya kita mengetahui dimana ada sebuah tim besar yang pernah menyabet Piala Dunia dan Piala Eropa secara beruntun. Tim itu adalah tim Perancis.

Tim nasional Perancis adalah tim yang memiliki banyak talenta. Siapa tidak kenal Platini, Zidane, Trezeguet, Henry hingga Karim Benzema. Skuat ini selalu digadang menjadi yang terbaik di setiap turnamen yang diikutinya. Begitu pula pada saat Piala Dunia 2010 berlangsung banyak yang menjagokan tim ini bisa merengkuh trofi Piala Dunia. Tetapi takdir berkata lain tim yang diperkuat Franck Ribery dkk menjadi juru kunci grup tanpa meraih kemenangan sekalipun. Tragis.

Yang lebih memalukan lagi adalah prilaku para pemainnya. Para anggota skuat timnas Perancis yang berlaga di Afsel menolak melakukan latihan. Hal ini dilakukan sebagai penolakan atas keputusan Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) untuk mengeluarkan Anelka yang melakukan tindakan indisipliner terhadap pelatih Raymond Domenech. Sungguh kejadian memalukan sepakbola Perancis ketika itu. Para pemain dikritik habis - habisan di negaranya. Sampai akhirnya FFF menskors 23 pemain yang tampil di Piala Dunia 2010 untuk membela tim nasional Prancis pada pertandingan berikutnya. Diantara mereka ada yang mendapat hukuman berat seperti yang dialami bek kiri Perancis Patrice Evra mendapat keputusan skorsing lima pertandingan oleh Federasi Sepakbola Perancis. Sementara Franck Ribery (3 pertandingan) dan paling parah adalah Anelka sebanyak 18 pertandingan. Mereka semua adalah pemain bintang.

Skorsing terhadap perilaku yang memalukan negara seperti itu memang harus dilakukan. Pemain - pemain hebat diskors.. mau jadi apa Perancis.. tapi itulah yang dilakukan federasinya. Kehormatan negara lebih penting dibandingkan para pembangkang. Lalu bagaimana sikap para pemain itu sendiri. Marahkah? Ya mereka marah tapi kepada dirinya sendiri yang membiarkan hal itu terjadi. Penyesalan memang terjadi belakangan. Seperti yang diutarakan Hugo Lloris penjaga gawang Perancis berikut ini :

“Saya menyesal sudah memberikan kontribusi atas citra [buruk] Prancis. Yang kami lakukan sudah keterlaluan. Kami harus kembali kepada sikap menghormati jersey dan Prancis,” ujar Lloris.

“Ini merupakan keputusan tim yang merasa sendirian, merasa tidak ada yang melindungi mereka, dan menyampaikan pesan. Itu adalah keputusan yang sangat aneh, dan tidak baik.”

“Saya pertama menyesalinya. Tapi Anda harus bertanggung jawab, karena itu dibuat oleh seluruh skuad. Kami tahu benar itu adalah kesalahan besar. Tapi semua orang membuat kesalahan dalam hidup, dalam karier.”

Sumber : http://www.goal.com/id-ID/news/1369/piala-dunia/2010/07/23/2038505/lloris-menyesal-ikut-aksi-mogok-latihan

Silakan renungkan ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline