Lihat ke Halaman Asli

Jangan Remehkan Si Unyil

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13881108001020565046

[caption id="attachment_286244" align="aligncenter" width="432" caption="dokumen pribadi"][/caption]

Sering tanpa kita sadari selalu mendapatkan banyak pelajaran dari anak kecil. Sadar tidak sadar anak kecil memang malah banyak memberikan pelajaran untuk orang dewasa. Walaupun terkadang kita hanya meremehkan omongan si kecil, tetapi sebenarnya apabila kita tanggapi kita akan bisa merenung dan berfikir betapa kepolosannya itu memberikan pelajaran banyak untuk kita. Yang kita kenal dan kita tau saat ini, anak kecil itu identik dengan lucu, gemesin, suka nangis, rewel, dan lain-lain. Memang anak kecil hamper semuanya masih lucu, masih gemesin, walaupun kadang nakal juga, tapi itu hal yang wajar. Karena memang dipikirannya hanyalah tertawa bermain senang tertawa bermain senang begitu sebaliknya. Tapi, jangan kemudian anak kecil diremehkan. Malah dari omongan dan perilaku mereka kita dapat banyak pelajaran berarti.

Tiga tahun ini saya banyak belajar lebih dari adik saya. Sekarang memang dia baru berumur tiga tahun. Dan pengalamannya tidak sebanding tentunya, dengan kita yang sudah bersekolah tinggi bahkan bekerja. Terkadang kami sekeluarga memang membiarkan celotehan dan gerak-geriknya. Toh namanya anak kecil, pasti kita tau. Tetapi tanpa kita sadari dialah yang selalu memberikan banyak pelajaran kepada kita. Sehingga menjadikan kita untuk lebih merenung dan berfikir kembali lebih dalam.

Kemarin sebelum liburan hari natal dan tahun baru ini. Ibu guru di playgroup tempat dia belajar dan bermain, bertanya kepada semua anak-anak tentang rencana liburan mereka. Anak-anak menjawab dengan teriakan penuh semangat. Ada yang ingin ke Kyai Langgeng, Kids Fun, Taman Pintar, ada pula yang ingin berenang, dan sebagainya. Tetapi ketika si kecil, adik saya itu menjawab, membuat gurunya terharu. Karena dia hanya menjawab “Bu, aku liburan mau ke makam nenek saja”. Ketika kami mendapat cerita itu, membuat kami semua terharu. Jawabannya yang berbeda, menunjukkan kepolosan dan kejujuran hatinya. Itulah anak kecil. Tidak pernah berbohong dan selalu berkata apa adanya. Hanya dengan kepolosannya, rasa ingin taunya, juga hanya dengan apa yang dia lihat dan dengar. Malah daya rekam anak kecil lebih kuat. Berbeda dengan kita sekarang. Kenapa dulu ketika kita masih kecil kita seperti halnya anak kecil lainnya, berkata jujur dan apa adanya? Tetapi, kenapa ketika kita dewasa malah kita sering berbohong?

Pelajaran lain yang dapat kita ambil adalah anak kecil selalu ceria dan gembira. Juga anak kecil tak pernah menyerah dalam mencoba sesuatu. Dia akan mencoba terus sampai dia bisa dan dia capai apa yang diinginkannya. Mayoritas malah hamper semua anak kecil senang, riang, bahagia, dan ceria. Bahkan tawanya, senyumnya, seakan-akan tidak punya beban. Begitu halnya ketika anak kecil berlatih jalan ketika masih berumur menginjak satu sampai dua tahun. Mereka berlatih dan terus berlatih, walau jatuh pasti mereka bangkit dan mencoba kembali. Karena dipikirannya hanya aku harus bisa, aku pasti bisa. Iya itu ketika kita kecilpun seperti itu. Walaupun apabila kita berfikir kembali, mengapa sekarang kita lebih sering menyerah ketika terjatuh? Walau tidak semua tapi mungkin kebnyakan dari kita seperti itu.

Itulah kehidupan, tak selamanya kita menjadi anak kecil. Karena dengan seiring berjalannya waktu semua akan berjalan dan berkembang. Anak kecil ternyata juga mempunyai banyak pelajaran yang patut kita contoh, bukan hanya kita remehkan celotehan dan gerak-geriknya. Nah, sekarang kembali ke lingkungan kita. Karena besarnya kita ataupun anak-anak kita tergantung bagaimana orang tua dan lingkungannya. Jadi selama anak masih kecil lebih khusunya balita, mari kita didik mereka dengan sebaik-baiknya. Agar bisa menjadi generasi yang berguna bagi bangsa dan Negara. So, jangan remehkan mereka. Karena hakikatnya kita sekarang banyak mendapat pelajaran dari celotehan dan gerak-geriknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline