Anak adalah amanah yang diberikan Allah kepada orang tua. Sebagai pemegang amanah maka orang tua bertanggung-jawab dalam mendidik, mengasuh serta membekali anak dengan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupannya kelak dikemudian hari, baik itu didunia maupun di akhirat.
Memberikan anak pengetahuan bahwa kita hidup didunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah semata.
Keberadaan anak bagi orang tua merupakan anugerah. Terasa akan lebih indah dan lebih bermakna jika mempunyai anak yang berbakti kepada orang, bertakwa kepada Allah dan berguna bagi masyarakat disekitarnya, bangsa dan negara.
Orang tua harus membekali anak dengan ilmu dunia, karena kita perlu kelangsungan hidup untuk mendapatkan sandang dan pangan. Yang paling utama orang tua harus membekali anak dengan ilmu akhirat, karena dengan ilmu itulah kita akan mengetahui bagaimana cara bertakwa kepada Allah dengan baik dan benar. Karena sebenarnya tujuan akhir kita adalah masuk kedalam surganya Allah.
Bagaimana seorang anak memiliki akhlah yang baik sehingga bisa berbakti kepada orang tua atau dimanapun ketika anak berinteraksi kepada orang lain. Salah satu hal terpenting dalam mendidik akhlak adalah dengan membentuk karakter.
Namun kebanyakan orang tua yang lupa menanamkan nilai kerakter pada anak baik karena kesibukan mereka, tidak tahu ilmunya bahkan masih ada orang tua yang beranggapan bahwa yang penting anaknya pintar ilmu dunia saja karena beranggapan bahwa ilmu akhirat bisa dipelajari kapan kapan setelah sukses dalam karirnya. Sehingga yang terjadi adalah banyak anak yang pintar, kaya, dan punya kedudukan, akan tetapi tidak bisa berbakti kepada orang tua.
Padahal salah satu amal yang tidak akan pernah putus adalah doa anak sholeh yang selalu mendoakan orang tua baik itu masih hidup maupun sudah meninggal dunia.
Pesantren adalah salah satu dunia pendidikan yang banyak menekankan pada pembentukan karakter ahlak . Dan murid didalamnya disebut santri untuk pria dan santriwati untuk wanita. Jadi santri adalah sebutan bagi pencari ilmu yang lebih mendalami ilmu akhirat.
Mereka akan hidup dilingkungan pesantren yang serba tertutup dan diatur aktivitas hidupnya. Mulai dari pagi sampai malam diharuskan mengikuti kegiatan yang telah ditentukan. Mulai dari bangun tidur, sholat, mengaji, ke sekolah, makan sampai waktu untuk bermain, dan waktu tidur semua waktunya ditentukan oleh pesantren.
Pada awalnya banyak santri yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan situasi seperti ini. Karena mereka dirumah yang segala keperluannya disediakan oleh orang tua sekarang harus berusaha sendiri. Sebutan santri identik dengan anak yang menuntut ilmu di pondok, pintar mengaji, rajin sholat, menghafal Al Qur'an dan hadist , akhlaknya baik dan sebagainya.