Lihat ke Halaman Asli

Sheren Amalia Ferdianti

Universitas Brawijaya

Digitalisasi Logistik sebagai Penunjang Sektor Industri dan Bisnis

Diperbarui: 7 Desember 2022   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Perkembangan jaman tentu tidak dapat dipisahkan dari istilah digitalisasi (perubahan menjadi bentuk digital). Penelitian yang dilakukan Kayikci (2018), menyatakan bahwa digitalisasi diharapkan dapat menciptakan nilai yang jauh lebih besar bagi masyarakat dalam hal ekonomi. Sektor ekonomi tidak dapat terlepas dari sektor logistik, dimana digitalisasi logistik menuntut seluruh proses mulai dari titik asal sampai titik pemenuhan keperluan pelanggan ditransformasikan ke dalam format digital. Berikut adalah peran digitalisasi logistik sebagai penunjang perubahan pola perilaku manusia terhadap kegiatan ekonomi di era digital.

Era Digital Membuat Permintaan Kebutuhan Konsumen Tidak Dapat Diprediksi

Perilaku konsumen di era digital yang paling dapat diamati adalah bagaimana mereka berperilaku secara digital dalam menanggapi trend di media sosial dan mengambil bagian dalam komunitas daring. Namun, di satu sisi, banyak sistem rantai pasok tidak dapat “keep up” terhadap perkembangan digital dan perilaku pelanggan karena terlalu bersifat tradisional dan kurang peka merespon perubahan permintaan konsumen.

Seperti contoh dalam kehidupan serba daring, jika ada selebriti terkenal yang dikenal dan terhubung dengan jutaan orang di dunia melalui media sosial, memposting gambar suatu produk di media sosialnya akan menciptakan antusiasme penggemarnya dan menghasilkan lonjakan permintaan akan produk tersebut di seluruh dunia. Pandemi atau bencana alam yang tidak dapat diprediksi juga dapat menyebabkan lonjakan atau penurunan permintaan yang tidak terduga.

Dimana awalnya, produsen mendasarkan forecast permintaan produk tersebut hanya berdasarkan data penjualan sebelumnya, harus menghadapi lonjakan permintaan yang tiba-tiba dan tidak dapat diperkirakan. Produsen dan  pihak logistik produk tersebut  harus bekerja ekstra untuk mengejar ketertinggalan. Tanpa digitalisasi, respon perusahaan dan pihak logistik akan lonjakan permintaan pelanggan akan sangat lambat, mulai dari pengadaan bahan baku yang dilakukan manual ke supplier dengan komunikasi yang hanya dilakukan melalui telepon atau aplikasi komunikasi, kontrak harus ditulis tangan secara manual, hingga pengadaan produk ke toko-toko yang dilakukan dengan berbagai verifikasi manual yang lamban dan minim instruksi.

Sayangnya, konsumen cenderung tidak menunggu lama dan bisa saja memutuskan untuk membeli produk serupa dari produsen saingan. Hal tersebut berujung pada kerugian perusahaan karena terlanjur menyuplai produk tersebut dalam jumlah yang besar namun tidak terbeli, dan mungkin disertai biaya tambahan untuk mempercepat pengadaannya. Semua itu dapat diatasi dengan pengadopsian teknologi digital oleh pihak logistik sebagai sarana penunjang peristiwa dan tantangan ekonomi yang dialami oleh pelaku usaha dan bisnis.

Mulai dari perencanaan, dapat dilakukan secara real-time, dengan menggunakan teknologi digital untuk menyesuaikan permintaan dan penawaran melalui suatu platform pasar digital yang akurat, pihak logistik dan pelaku bisnis dapat dengan mudah dan cepat terhubung ke gudang dan truk yang tersedia dan melakukan perubahan dengan cepat.

Dalam hal transportasi, juga dimungkinkan penggunaan teknologi transportasi canggih seperti drone yang dikendalikan secara digital, ditunjang dengan penggunaan teknologi peta digital yang memungkinkan pengadaan kebutuhan konsumen secara cepat, merata, dan akurat.

Dalam hal informasi dan komunikasi, dengan adanya teknologi digital, juga dimungkinkan untuk melihat data dan informasi tersedia secara real-time, transparan, dan menyeluruh. Data rantai pasok dapat terintegrasi di dalam “Cloud Computing in Supply Chain" sehingga semua pemangku kepentingan dapat mengendalikan melalui satu sumber yang sama. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang dilakukan melalui pencatatan atau proses manual, pemanfaatan truk, menciptakan lebih banyak pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan pengemudi.

Dalam pelaksanaannya, pihak logistik dapat mengadopsi sistem otomasi, seperti penggunaan robot (Artificial Intelligence) dalam pergudangan, penyortiran dan distribusi tanpa manusia, dll.

E-Commerce: Tantangan Sekaligus Peluang Logistik dan Pelaku Usaha di Era Digital.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline