Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia, ditandai juga dengan didirikannya organisasi-organisasi Islam yang bergerak tidak hanya di bidang politik, namun juga sosial masyarakat. Sebut saja dua organisasi Islam di Indonesia yang sangat terkenal dan masih eksis dari zaman Belanda hingga saat ini, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Organisasi Muhammadiyah muncul sejak tahun 1912 dan didirikan oleh Ahmad Dahlan sementara Nahdlatul Ulama didirikan oleh Hasyim Asyari pada sekitar sepuluh tahun lebih dari Muhammadiyah, yaitu tahun 1926.
Kondisi masyarakat Indonesia sebelum terjadinya gerakan pembaharuan Islam tergolong masih kaku. Mereka tidak menerima ilmu-ilmu selain ilmu agama dan hal ini membuat kondisis masyarakat saat itu menjadi tertinggal dari peradaban modern. Selain itu, ada juga beberapa golongan masyarakat yang masih terpaku pada hal-hal mistis yang tidak sesuai dengan agama Islam.
Terlebih saat itu adalah masa kolonialisme, yang mana keilmuan atau intelek sangat diperlukan untuk melepaskan belenggu penjajahan. Agama Islam sendiri adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk selalu menyesuaikan cara pandang kehidupan sesuai dengan perubahan zamannya, namun masih harus berdasar dari Al-Qur'an dan Hadits.
Bahkan agama Islam pun juga pernah mengalami masa keemasannya, dimana saat itu banyak ilmuwan muslim yang berada di berbagai bidang seperti kedokteran, sains, matematika, sastra, filsafat, seni, musik, dan lain-lain. Salah satu yang paling terkenal adalah Ibnu Sina atau yang dikenal dengan nama Avicenna, beliau merupakan seorang dokter terkenal pada zamannya yang bisa menyembuhkan penyakit pangeran Nuh Ibn Manshur yang saat itu belum bisa disembuhkan oleh dokter manapun.
Namun peradaban Islam juga mengalami kemunduran akibat intrik politik dan perebutan kekuasaan. Sehingga kerajaan-kerajaan Islam yang dulunya menjadi tempat untuk para ilmuwan mengembangkan pengetahuannya, jatuh ke tangan Barat.
Sebab itulah diperlukan gerakan pembaharuan Islam di bidang ilmu pengetahuan dan sosial terutama di zaman modern ini, yang dimana arus globalisasi dan teknologi semakin kuat. Jangan sampai kita kalah dari perkembangan teknologi saat ini. Islam dan ilmu pengetahuan bukanlah dua hal yang bertentangan, bahkan Islam selalu menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu dan menuntut ilmu ini juga menjadi sebagian dari iman.
Konsep pembaharuan juga bukan berarti kita memperbarui atau mengubah pokok ajaran Islam yang asli, namun penyesuaian ajaran agama Islam dengan zaman. Contohnya, karena zaman ini adalah zaman modern yang dimana teknologi sudah berkembang, manusia banyak yang menggunakan handphone bukan hanya untuk menelpon atau berkirim pesan, disini kita juga bisa manfaatkan perkembangan teknologi ini untuk berdakwah atau belajar tentang agama ataupun ilmu-ilmu umum dari handphone dan internet karena aksesnya sudah banyak dan tidak sesulit zaman dulu. Kita juga tidak boleh terlena karena adanya perkembangan teknologi ini dan sebisa mungkin memanfaatkannya untuk tujuan yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H