Lihat ke Halaman Asli

Shendy Firmansyah

Mahasiswa FPIK Unpad

Bioflok, Solusi Budidaya Lahan Terbatas di Lingkungan Masyarakat

Diperbarui: 5 April 2022   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di tahun 2022 ini negara Indonesia masih memegang predikat sebagai negara berkembang yang sebentar lagi akan menjadi negara maju, banyaknya pembangunan yang terjadi di Indonesia untuk perkembangan negara yang mengakibatkan penyempitan lahan dikarenakan adanya pembangunan di Indonesia, dengan adanya sistem budidaya bioflok menjadi salah satu solusi untuk memecahkan permasalahan lahan yang terbatas dan masalah modal jangkauan yang besar. Sistem budidaya bioflok untuk produksi perikanan ini hanya perlu membutuhkan lahan yang sempit dan modal yang sedikit.

Bioflok merupakan kumpulan organisme yang menjadi satu dalam gumpalan (flok) seperti: bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll. Sistem yang berjalan dengan bioflok adalah merubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen yang menjadi massa lumpur menyerupai bakteri pembuat flok.

Proses dari kerja bioflok itu dapat memperbaiki kualitas air dan menyirkulasi limbah yang ada di dalam kolam.

Penerapan sistem lebih memiliki banyak keunggulan dan manfaatnya karena dalam penggunaan airnya itu hemat dan masyarakat menganggap sistem ini lebih ramah terhadap lingkungan. Hasil dari air yang diunakan oleh sistem budidaya ini tidak berbau, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.

Teknik budidaya sistem bioflok efesien digunakan untuk lingkungan yang lahannya terbatas seperti di dekat-dekat tempat pembangunan.

Sistem bioflok bisa dibilang bekerja dengan baik apabila terdapat gumpalan-gumpalan kecil yang melayang di kolam budidaya. Membuat sistem bioflok itu termasuk yang tidak terlalu sulit, hanya menyiapkan keperluan yang dibutuhkan saja.

Berikut dipaparkan alat, bahan dan cara yang dilakukan untuk membuat bioflok untuk budidaya perikanan:

  • Garam grosok yang dicukupkan hanya 1 kg untuk tiap m3
  • Kapur tohor atau bisa disebut dolomit 150 gram/m3
  • Probiotik (bisa menggunakan probiotik kemasan yang dikhususkan untuk ikan)
  • Yakult 1 botol
  • Campurkan bahan-bahan tersebut menjadi satu wadah, lalu diaduk hingga merata
  • Masukkan kedalam air yang sudah diendapkan, lalu tunggu hingga 14 hari
  • Pada saat memasukkan bahan, mulai operasikan dengan sistem aerasi. Yang bertujuan agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal
  • Sembari menunggu, lakukan pengecekan sehari sekali dengan meihat warna air (optimal cokelat), pH (optimal 6-8), dan oksigen terlarut (optimal 3 mg/L).
  • Setelah 14 hari atau pada saat bioflok telah siap digunakan, masukkan ikan yang ingin dibesarkan. Jika komoditasnya ikan lele, maka penebaran berkisar 1000-1500 ekor/ kolam dengan ukuran kolam diameter per 1 meter. Untuk ikan nila dan mujair, kepadatanya sebesar 10 ekor/m3, sedangkan untuk gurame, kepadatanya sebesar 70-100 ekor/m3.

Referensi :

mediaindonesia.com

tribunkaltim.com

kompas.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline