Indonesia International Motor Show (IIMS) Tahun 2016 dimulai sejak hari ini, Kamis (7/04/2016).Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan akan membuka secara resmi event yang rutin digelar sejak tiga puluh tahun lalu ini. Tahun lalu, JK juga yang meresmikan IIMS dan GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show). Dengan dalih mendukung industri otomotif nasional, JK sejatinya menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap kemacetan Jakarta.
[caption caption="Wapres JK buka IIMS 2016 (sumber foto : akun twitter @CarBayIndonesia)"][/caption]"Pemerintah berharap industri otomotif menambah produksinya di dalam negeri, sehingga pendapatan negara turut bertambah," kata Kalla sebagaimana disitat Tempo. Kalla pun menyatakan pemerintah tengah meningkatkan pembangunan infrastruktur yang ujung-ujungnya ikut mendorong penjualan mobil.
Sepanjang penyelenggaran GIIAS 2015 tahun lalu, tercatat penjualan 17.077 unit mobil. Sedangkan di IIMS 2015 ada transaksi total 4.894 unit mobil dan sepeda motor. Bisa dibayangkan penambahan sekian banyak mobil dan kontribusinya terhadap kemacetan Jakarta.
Oke, nggak usah dikaitkan dengan pameran saja di Jakarta terjadi penambahan jumlah mobil sebanyak 1.600 unit per hari, berdasarkan data Ditlantas Polda Metro Jaya seperti dilansir Antara. Sementara data BPS menunjukkan jumlah mobil di Jakarta pada tahun 2014 sudah mencapai 3,266 juta. Apa iya, Pak JK nggak tahu data ini?
Presiden Joko Widodo yang pernah jadi gubernur Jakarta pasti tahu, makanya dia emoh datang ke IIMS dan GIIAS. Apalagi Jokowi getol melanjutkan proyek-proyek infrastruktur transportasi massal, yang notabene adalah ‘musuh’ bagi industri otomotif. Mereka jelas tidak ingin warga Jakarta beralih dari kendaraan pribadi.
Sebaliknya, JK justru memihak ke industri otomotif. Bisa dimaklumi, ia adalah pelaku usaha di bidang tersebut.Apalagi, ia punya ‘hutang budi’ dengan Grup Astra. Perusahaan peninggalan ortu JK dulu adalah importir mobil Toyota sejak 1967, namun dua tahun berselang prinsipal dari Jepang menyerahkan hak penjualan kepada PT. Astra International.
JK pun menghadap ke William Soeryadjaja. “Om William saya ingin jualan mobil Toyota,” tutur JK. “O, iya silakan. Mulai besok kamu jadi agen Toyota,” tukas Om William dengan enteng. Cerita lengkapnya bisa baca di sini.
Sebetulnya, dukungan JK terhadap industri otomotif sah-sah saja. Namun, seharusnya ia mendorong agar para pabrikan mobil itu nggak cuma jago kandang jualan di sini. Prioritaskan dong untuk ekspor. Masak sih, Pak JK rela Jakarta macet terus asalkan mobil-mobil itu laku terjual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H