[caption caption="Rehat sejenak dalam perjalanan dari Samarinda menuju Sangatta, Senin (11/1)"][/caption]Sudah hampir tiga minggu sejak kepulangan dari Datsun Risers Expedition Kalimantan Etape 1 (11-15 Januari 2016), tetapi rasanya saya masih susah move on. Sepertinya bukan cuma saya, melainkan juga teman-teman risers lain. Tegur sapa, obrolan singkat sampai saling meledek masih terus terjadi meski telah berpindah ke ranah virtual yang dimediasi melalui group chat di aplikasi Whatsapp.
Beragam cerita seakan tak ada habisnya untuk dibagikan. Berikut ini ada sejumlah cerita dari perjalanan seru selama lima hari yang sayang jika dilewatkan begitu saja.
Foto pertama di atas adalah saat rombongan DRE Etape 1 sedang beristirahat sejenak dalam perjalanan dari Samarinda menuju Sangatta. Tidak mudah mencari lokasi peristirahatan di rute ini. Maka saat melihat ada bangunan warung dan toilet umum, Road Captain langsung menepikan mobil yang diikuti semua mobil di belakangnya. Saya agak terperanjat ketika menanyakan nama daerah ini kepada ibu-ibu di warung. Dengan santai dia menjawab, "Ini Bukit Menangis". Wow, horor juga ya. Belakangan saya mencari tahu, konon daerah ini cukup angker dan rawan kecelakaan.
[caption caption="Nisan Navarra yang digunakan untuk mobil Road Captain"]
[/caption]
Foto di atas adalah mobil Nisan Navara yang digunakan oleh Road Captain (RC). Terlihat di bak belakang mobil tersebut beberapa jeriken tempat menyimpan bensin cadangan, manakala ada mobil lain yang kehabisan bahan bakar. Maklum saja, tidak mudah menemukan SPBU di Trans Kalimantan. Jarak antara satu SPBU dengan SPBU lain bisa mencapai puluhan kilometer.
Di hari kedua saya meminta kru untuk menambah bahan bakar. Dalam perjalanan dari Miau Baru menuju Berau, tepatnya saat istirahat di Kecamatan Kelay, Datsun Go+ Panca yang kami gunakan ditambah bensinnya. Indikator bensin sebelumnya menunjukkan 3 bar. RC sebetulnya bilang itu cukup untuk sampai ke Tanjung Redeb, tapi saya tak mau ambil risiko. Keputusan yang terbilang tepat, karena di rute itu ternyata malah ada satu mobil kru yang tertinggal jauh di tengah hutan lantaran kehabisan bensin.
[caption caption="Seorang risers berbincang dengan teknisi dari Datsun"]
[/caption]
Panitia DRE sangat siap dengan berbagai kemungkinan. Salah satu antisipasi yang dilakukan apabila terjadi kerusakan pada mobil-mobil ini adalah dengan menyediakan dua orang teknisi dan satu mobil Service Car. Keberadaan teknisi dari Datsun membuat semua risers tenang. Kalaupun ada masalah, para teknisi ini siap mengatasinya. Pada foto di atas terlihat seorang risers berdiskusi dengan teknisi pada saat berhenti istirahat.
[caption caption="Anak-anak SD di Miau Baru berpose dengan Polisi yang mengawal DRE"]
[/caption]
Salah satu misi yang ingin dicapai melalui DRE adalah berbagi inspirasi ke seluruh negeri. Saya pribadi menilai misi tersebut sudah tercapai. Bagi para risers, ekspedisi ini jelas menumbuhkan inspirasi dan kecintaan yang lebih besar pada alam Nusantara. Tidak berhenti sampai di situ, Datsun dan para risersnya juga membagikan inspirasi kepada masyarakat yang disinggahi. Foto di atas adalah ketika empat orang anak di SD Miau Baru (Kampung Dayak) yang berpose dengan dua orang polisi yang mengawal kami. Kedua anak itu bercita-cita menjadi polisi. Pak Mansyur dan Pak Jasmin dengan senang hati melayani keinginan anak-anak ini berfoto. Tak ayal mereka girang sekali dengan momen langka ini. Kedua polisi yang sehari-hari bertugas di Provost Brimob Mabes Polri ini juga menyampaikan pesan-pesan untuk anak-anak yang 'mengidolakan' mereka.
[caption caption="Dua kapal yang setia mengantar dari Tanjung Redeb - Derawan (PP)"]
[/caption]