[caption caption="Berpose dulu sebelum naik ke pesawat Bombardier CRJ 1000"][/caption]Perjalanan panjang Datsun Risers Expedition (DRE) Kalimantan Etape 1 telah berakhir. Hari ini (15/01/2016), para risers akan kembali ke rumah masing-masing di Jakarta, Bandung, Ponorogo, Banjarmasin dan kota-kota lainnya.
Lima hari empat malam berpetualang dalam program DRE sangatlah menyenangkan. Sensasi berkendara melintasi hutan Kalimantan dengan Datsun Go+ Panca tidak akan terlupakan. Pengalaman berinteraksi dengan orang dayak di Kampung Miau Baru sangat berkesan. Begitu juga dengan kunjungan ke Pulau Derawan dan Pulau Kakaban yang keindahan alamnya luar biasa.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Setelah semua rangkaian acara DRE selesai, maka saatnya mengucapkan selamat tinggal. Para risers check out dari hotel pukul 09.00 WITA. Kami sengaja keluar lebih awal karena ingin mencari oleh-oleh dulu untuk keluarga di rumah. Kemudian rombongan langsung menuju Bandara Kalimarau Berau. Sebuah bandara kecil yang mewah walaupun ada di salah satu daerah terdepan di Indonesia.
Tidak ada penerbangan langsung dari Berau ke Jakarta sehingga kami harus transit dulu ke Balikpapan. Justru ini yang saya tunggu-tunggu. Kenapa? Sebelum berangkat untuk ikutan DRE, saya sudah browsing mengumpulkan berbagai informasi mengenai perjalanan dari dan menuju Derawan. Saya khawatir harus naik pesawat kecil seperti ATR dalam perjalanan Berau-Balikpapan. Ternyata hasil pencarian saya adalah bahwa penerbangan dari Berau ke Balikpapan dengan maskapai Garuda Indonesia akan menggunakan pesawat Bombardier CRJ 1000. Wow, selama ini saya mengidam-idamkan untuk bisa naik pesawat keren tersebut.
Saya sudah tidak sabar ingin segera naik ke pesawat. Padahal sekarang baru pukul 12.00 WITA. Setelah sholat dan makan, kami menunggu panggilan untuk boarding di salah satu lounge di Bandara Kalimarau. Pesawat dijadwalkan akan berangkat dari Berau pukul 14.45 WITA. Jarum jam rasanya lamaaaa sekali berputar. Ketika suara pengumuman terdengar bahwa penumpang GA 697 dipersilakan naik ke pesawat, saya segera bergegas. Akhirnya kesempatan ini datang juga. Biar kekinian, saya selfie dulu sebelum naik ke pesawat. Mungkin rekan-rekan Kompasianer bertanya, apa sih istimewanya Bombardier CRJ 1000?
Desain pesawat ini unik, berbeda dengan jet komersial lain yang biasanya berbadan besar, Bombardier CRJ 1000 justru punya bodi yang langsing. Moncong pesawat runcing semakin membuat pesawat ini mirip jet pribadi namun dengan ukuran lebih besar. Selain ramping, Bombardier CRJ 1000 juga tidak terlalu tinggi sehingga untuk naik ke pesawat tidak perlu menggunakan tangga tambahan atau garbarata melainkan langsung dari tangga di pintu pesawat. Suasana kabinnya pun terasa lebih kecil dan pendek. Mungkin ini agak menyulitkan bagi penumpang bertubuh tinggi dan besar. Komposisi kursi pun hanya dua di sebelah kiri dan dua di sebelah kanan.
Kapasitasnya hanya 96 penumpang. Oleh karena itu, Garuda Indonesia menggunakan 18 pesawat jenis ini untuk rute-rute pendek yang tidak terlalu padat penumpang. Meski kecil, pesawat ini memiliki kecepatan maksimal mencapai 870 kmh atau lebih kencang dibandingkan Boeing 737-800 NG. Sekitar 40 menit terbang di atas Pulau Kalimantan, Bombardier CRJ 1000 GA 697 mendarat mulus di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan. Selanjutnya kami akan melanjutkan penerbangan ke Jakarta pada pukul 17.55 WITA. Penerbangan ke Jakarta akan menggunakan Boeing 737-800 NG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H