Lihat ke Halaman Asli

Shendy Adam

TERVERIFIKASI

ASN Pemprov DKI Jakarta

Siapa Bilang Chile Tak Pantas Juara?

Diperbarui: 5 Juli 2015   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chile Juara Copa America 2015

Tak banyak yang menjagokan Chile di Copa America 2015. Nyatanya, La Roja mampu menjadi yang tersenyum terakhir.

Bertemu Argentina di partai final, Chile tetap tidak diunggulkan. Rekor pertemuan dan reputasi kedua tim memang tidak seimbang. Apalagi kalau melihat nama-nama mentereng di skuat Albiceleste. Tapi, Chile sama sekali tidak terpengaruh. Arturo Vidal dan kawan-kawan tampil percaya diri. Dukungan puluhan ribu pendukung di Estadio Nacional, Santiago, ibarat menjadi pemain ke-12 bagi Chile.

Alih-alih kerepotan meladeni agresivitas Argentina, Chile justru yang membuat barisan pertahanan Tango pontang-panting. Chile unggul dalam hal possesion ball (57% berbanding 43%). Dalam penciptaan peluang, La Roja juga jauh lebih banyak (18 kali tembakan, 4 tepat sasaran) ketimbang Albiceleste (8 kali tembakan, 2 tepat sasaran). Hanya saja, kedua tim tak mampu mengoversi peluang tersebut menjadi gol. Hingga total waktu 120 menit dimainkan, tak sat pun gol tercipta.

"Ada dua cara yang bisa dilakukan sebuah tim untuk meraih kemenangan. Pertama, meredam lawan dan kami berhasil melakukannya. Kedua, mengonversi peluang menjadi gol. Namun, kami gagal menyelesaikan tiga peluang yang didapat," kata pelatih Argentina Gerardo Martino seperti disitat PlayFutbol.

Laga berlanjut ke adu penalti. Pada fase ini semua keunggulan teknis menjadi tiada arti. Nasib baiklah yang akhirnya menentukan. Dan, Dewi Fortuna kali ini memihak Chile. Matias Fernandez, Vidal, Charles Aranguiz dan Alexis Sanchez mampu membobol gawang Sergio Romero. Sebaliknya, dari tiga eksekutor Argentina hanya Lionel Messi yang menunaikan tugas dengan baik sementara Gonzalo Higuain dan Ever Banega gagal. Skor akhir pun menjadi 4-1 untuk tuan rumah.

Chile Pantas Juara

Gelar juara di Copa America 2015 ini merupakan kesuksesan pertama Chile di ajang yang sudah berumur 99 tahun ini. Nyaris seabad, Chile tidak pernah diperhitungkan sebagai tim favorit. Prestasi terbaik Si Merah adalah runner up yang sudah empat kali mereka rasakan (1955, 1956, 1979 dan 1987). Baru di final kelima Chile sukses mengangkat trofi. Sedangkan bagi Argentina, kegagalan ini merupakan kali ke-12 di final ke-26 mereka. Ya, Argentina sudah 14 kali juara Copa America walaupun terakhir kali terjadi pada 22 tahun lalu.

Meski terasa menyakitkan bagi pendukung Argentina, harus dikatakan Chile memang pantas juara. Kepantasan sudah mereka tunjukkan sejak pertandingan pertama di fase grup hingga semifinal. La Roja mengawali perjuangan dengan menundukkan Ekuador 2-0 di laga perdana. Sempat tertahan Meksiko 3-3, Chile kemudian menunjukkan kelasnya lewat kemenangan telak 5-0 atas Bolivia. Lawan tangguh harus dihadapi di perempatfinal yaitu Uruguay. Skuat asuhan Jorge Sampaoli itu menang tipis 1-0. Meladeni Peru di semifinal, secara heroik Chile menang 2-1.

Bandingkan dengan Argentina yang performanya tidak berbanding lurus dengan kualitas individu pemain-pemainnya. Di laga pembuka, Tango 'cuma' menang 1-0 lawan tim medioker Jamaika. Melawan Uruguay, hasil serupa didapat. Bahkan, di pertandingan terakhir grup mereka ditahan Paraguay 2-2 kendati sempat unggul dua gol lebih dulu. Messi dkk nyaris pulang lebih awal di perempat final. Melawan Kolombia, mereka harus puas dengan skor kacamata alias 0-0 hingga 120 menit. Beruntung di adu penalti mereka menang 5-4. Tim besutan Gerardo Martino baru menemukan performa terbaiknya di semifinal ketika harus kembali meladeni Paraguay. Kali ini mereka menang 6-1.

Perjalanan kedua tim menuju Final

Berdasarkan statistik yang dicatat  Whoscored, sepanjang Copa America 2015 ini, Chile setidaknya unggul dalam dua aspek atas Argentina yaitu possesion dan pass acuracy. Catatan tersebut tepat menggambarkan betapa kolektivitas menjadi keunggulan Chile. Mereka tidak bergantung pada satu atau dua pemain seperti Alexis atau Vidal. La Roja justru mengandalkan kerjasama tim yang apik. Tidak heran kalau pemain seperti Mauricio Isla, Eduardo Vargas dan Aranguiz tampil lebih baik ketimbang saat membela klub masing-masing. Dengan pass accuracy yang baik, Chile bisa sangkil dan mangkus memanfaatkan keunggulan possesion yang mereka miliki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline