Argentina tampil luar biasa di semifinal menghadapi Paraguay, Rabu (1/7) pagi WIB. Skor 6-1 cukup menggambarkan dominasi tim Tango atas lawannya.
Pelatih Gerardo Martino tak mau berspekulasi di laga semifinal ini. Argentina tampil dengan kekuatan terbaiknya. Sejak sepak mula, Lionel Messi dan kawan-kawan sudah berusaha menggebrak pertahanan lawan. Di menit 15, tim Tango membuka keunggulan lewat gol Marcos Rojo. Bek Manchester United itu memanfaatkan bola liar hasil tendangan bebas Messi yang ditepis Justo Villar. Messi kembali menjadi kreator untuk gol kedua di menit 27. Ia memberi umpan matang kepada Javier Pastore yang melepas tendangan keras dari jarak sekitar 25 yard.
Dua menit sebelum turun minum, Lucas Barrios menghidupkan asa Paraguay. Pemain yang baru masuk di menit ke-30 ini berhasil membuat skor menipis menjadi 1-2. Suporter Paraguay langsung bersorak. Mereka berharap tim kesayangannya mampu memberi perlawanan seperti saat menahan Argentina 2-2 di fase grup dua pekan lalu.
Namun, harapan tersebut tidak pernah menjadi nyata. Albiceleste tahu betul apa yang harus mereka lakukan untuk menghindari nasib serupa. Argentina tidak sedikit pun mengendurkan tekanan. Mereka hanya butuh dua menit di babak kedua untuk membuka keran golnya. Menerima umpan Javier Pastore, Angel Di Maria tanpa kesulitan membobol gawang Villar. Gol ini sepertinya meruntuhkan mental juang para pemain Los Guaranies.
Keunggulan Argentina semakin melebar 4-1 di menit 53. Kali ini Villar mampu mengeblok sepakan Pastore namun bola langsung dicocor Di Maria. Di menit ke-80, giliran Di Maria yang memberi assist untuk gol Sergio Aguero. Selepas mencetak gol, Aguero ditarik keluar dan digantikan Gonzalo Higuain. Belum genap dua menit berada di lapangan, Higuain ikut melengkapi pesta gol Argentina. Dikepung beberapa pemain sekaligus, Messi masih sempat mengirim sodoran yang tidak disia-siakan Higuain. Skor telak 6-1 bertahan hingga laga usai.
[caption caption="Sumber : Soccernet & Soccerway (diolah)" ] [/caption]
Walaupun tidak mencetak sebiji gol pun, Messi didaulat sebagai Man of The Match. Bukan cuma sekadar memberi tiga assist, data statistik juga menunjukkan peran The Messiah amat sentral. Whoscored mencatat striker Barcelona ini sebagai pemain dengan sentuhan terbanyak (79 kali) serta akurasi operan mencapai 90,7%. Bahkan, situs tersebut sampai memberi rating sebesar 9,98 alias mendekati sempurna.
[caption caption="Messi Man of The Match semifinal" ]
[/caption]
Akhir Penantian Panjang?
Argentina pun meraih tiket ke partai puncak. Di final yang akan digelar pada Minggu (5/7), mereka akan menantang tuan rumah Chile yang lolos setelah menyingkirkan Peru kemarin. Albiceleste berpeluang mengakhiri penantian panjang mereka sejak kemenangan terakhir pada 1993. Tango pernah memiliki kans juara di Copa America 2004 dan 2007, namun dalam dua kesempatan itu mereka digagalkan Brasil.
Walaupun harus menghadapi tuan rumah, Argentina tetap lebih diunggulkan. Dari segi kualitas teknik para pemain, harus diakui Messi cs memang lebih baik. Selain itu, Tango juga merupakan tim dengan pengalaman segudang di Copa America. Final kali ini adalah yang ke-26 bagi Argentina. Akan tetapi, Albiceleste bukanlah pemegang rekor gelar juara terbanyak. Koleksi 14 trofi mereka terpaut satu dari Uruguay yang sudah 15 kali juara. Kans untuk menyamai pencapaian tersebut terbuka di depan mata. Syaratnya, Argentina harus menampilkan performa seperti hari ini saat menghadapi Chile.