Lihat ke Halaman Asli

Shendy Adam

TERVERIFIKASI

ASN Pemprov DKI Jakarta

Montpellier Juara, Ligue 1 Semakin Ketat

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kejutan terjadi di Ligue 1 (kompetisi sepak bola divisi utama) Prancis. Gelar juara musim 2011/2012 jatuh kepada Montpellier, klub semenjana yang selama ini jarang terdengar gaung prestasinya.

Fakta ini menunjukkan betapa semakin ketatnya persaingan di Ligue 1. Dalam empat musim terakhir, gelar juara selalu berpindah tangan. Dalam kurun 2001 sampai 2008, Ligue 1 sempat dikuasai oleh satu klub saja, yaitu Olympique Lyonnais. Klub asal kota Lyon itu tujuh kali menjadi juara secara beruntun. Namun, dominasi itu pudar setelah pada 2008/2009, Girondins Bordeaux berhasil mengkudeta. Semusim berselang giliran Marseille mencicipi nikmatnya juara. Sedangkan musim lalu, Lille menjadi yang terbaik.

Berbeda dengan kompetisi besar di negara Eropa lainnya, Ligue 1 harus menunggu sampai pekan terakhir untuk menentukan siapa yang berjaya. Montpellier menjadi jawara setelah hanya unggul tiga angka dari saingan terdekat, Paris Saint Germain. Klub asuhan Rene Girrard itu juga mengarungi musim yang tidak mudah. Hal itu terekam dari catatan enam kali kekalahan yang mereka alami.

Jika melongok ke dapur tim, sesungguhnya skuat yang dimiliki Girrard tidaklah mentereng. Praktis hanya John Utaka yang cukup terkenal di antara pemain lainnya. Baru di musim ini saja dua nama mencuat, yaitu Younes Belhanda dan Olivier Giroud. Nama terakhir bahkan menahbiskan diri menjadi predator tersubur musim ini dengan koleksi 21 gol.

Kolektivitas rupanya menjadi kunci kekuatan Montpellier. Ketiadaan pemain bintang sedikit memudahkan kerja Girrard. Sadar timnya tidak superior, Montpellier lebih sering memamerkan parade permainan bertahan ketimbang asyik menggedor pertahanan lawan. Walhasil, Giroud cs. sukses menjadi klub yang paling sedikit kebobolan (34) bersama Toulouse.

Keberhasilan La Paillade menjuarai Ligue 1 sekaligus tamparan telak bagi Paris Saint Germain. Klub ibukota ini begitu jor-joran di bursa transfer awal musim dan saat winter break. Setelah mendatangkan Carlo Ancelotti sebagai pelatih, PSG juga merekrut Jeremy Menez, Mohammed Sissoko, Diego Lugano, Javier Pastore dan Salvatore Sirigu. Tak cukup dengan itu, di tengah musim mereka kembali mendatangkan pemain baru sekelas Maxwell, Alex dan Thiago Motta.

Ternyata uang tidak bisa membeli segalanya. Dengan pengeluaran mencapai 108 juta euro, PSG harus puas hanya menjadi runner up liga. Impian investor baru dari Qatar untuk melihat timnya juara harus dipendam sementara. Kegundahan juga mungkin dirasakan oleh Jacques Chirac, mantan Presiden Prancis yang baru saja lengser itu juga diketahui sebagai penggemar PSG.

Omong-omong soal Presiden baru, Ligue 1 sepertinya juga akan terkena imbas dari terpilihnya Francois Hollande. Politisi sayap kiri itu sempat diberitakan akan mengenakan pajak yang sangat besar bagi penduduk Prancis berpenghasilan tinggi. Jika memang diberlakukan, dapat dipastikan klub seperti PSG yang akan pusing tujuh keliling. Hampir semua pemain PSG bergaji tinggi, dan sepertinya klub yang akan menanggung pajak mereka. Jika tidak, siap-siap saja satu per satu bintang mereka akan hengkang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline