Lihat ke Halaman Asli

Shendy Adam

TERVERIFIKASI

ASN Pemprov DKI Jakarta

Jangan Lewatkan Begitu Saja Kesempatan Terakhir Bali sebagai Tuan Rumah WTA Tour

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hari ini, Jumat (4/11) adalah matchday 2 Commonwealth Bank Tournament of Champions 2011 yang dihelat di Nusa Dua, Bali. Tapi, gaungnya tidak banyak terdengar. Amat disayangkan mengingat tahun ini adalah terakhir kalinya Bali atau Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah ajang bergengsi WTA Tour.

[caption id="attachment_141535" align="aligncenter" width="300" caption="Cuma ada di Bali nih yang kayak gini"][/caption]

Sejujurnya, gelaran tahun ini tidak kalah mentereng dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lihat saja barisan pemain yang turun, cukup tenar meski dari segi rangking WTA tidak terlalu mentereng. Nama-nama seperti Marion Bartoli (peringkat 9), Daniela Hantuchova (23), Ana Ivanovic (26) dan Nadia Petrova (31) pastinya sangat familiar bagi pencinta cabang olahraga ini.

Petrova, meski dari peringkat adalah yang paling buncit, pada perempatfinal yang digelar Kamis (3/11) kemarin tampil eksepsional. Petenis Rusia itu menjungkalkan Peng Shuai (China) yang ditempatkan sebagai unggulan kedua dengan skor 6-4, 6-3.

Sementara itu, si cantik Ivanovic juga melaju ke semifinal setelah menghempaskan Roberta Vinci, 6-3, 6-3. Hari ini, Bartoli akan memperebutkan tiket semifinal melawan Anabel Medina Garrigues. Satu tiket tersisa akan diperebutkan oleh Hantuchova dan Sabine Lisicki. Duel antara Bartoli melawan Ivanovic diprediksi menjadi final idaman turnamen ini.

Menurunnya pamor event ini boleh jadi lantaran tak ada lagi local hero yang mencuat. Tepat satu dekade lalu, publik dibuat terkejut saat remaja putri belia berusia 17 tahun menjuarai turnamen yang saat itu masih bertajuk Wismilak International Open dengan status tier 1.

Sejak itu, Angie selalu menjadi harapan masyarakat Indonesia di ajang ini. Sayang, masa edar mojang Bandung ini di lapangan tenis tidak berlangsung lama. Cedera yang mengakrabi dirinya memaksa ia gantung raket lebih awal.

Regenerasi mandek di cabang olahraga ini kian memprihatinkan. Berturut-turut setelah Angie kita sempat berharap pada Sandy Gumulya, Ayu Fani Damayanti dan Lavinia Tananta. Namun semua tak ada yang bisa menyamai prestasi Angie ataupun Yayuk Basuki.

Well, kita harus bersiap mengucapkan selamat tinggal pada WTA Tour yang mulai tahun depan tak mampir lagi ke Indonesia. Atas pertimbangan sponsorship (Commonwealth Bank), turnamen di Bali ini akan pindah mengambil tempat di Sofia, Bulgaria.

Sekarang kita nikmati saja pertandingan-pertandingan menarik di Bali Convention Center, yang partai puncaknya akan dimainkan pada Minggu (6/11). Tak perlu juga meratapi kepergian WTA Tour, toh tak ada pemain kita yang tampil dan berprestasi di ajang ini.

PB Pelti sebagai induk organisasi olahraga ini punya tugas berat melahirkan petenis-petenis muda yang kelak bisa menjadi andalan. Tami Grende, adalah salah satu nama yang bisa dikedepankan. Petenis kelahiran Denpasar ini mencuri perhatian saat merebut 4 medali emas pada event ITF Jubilee School 14 U Asian Champs 2011 di Kemayoran, Jakarta, medio Maret lalu.

Peran serta pemerintah juga harus lebih nyata lagi dalam pengembangan olahraga ini. “Kalau dunia tenis di Indonesia, sejak tahun jebot (dulu) kan sudah begini. Artinya pihak swasta yang selalu menjadi pihak utama. Kalau pemerintah mau, ya bisa saja, malah bagus," sindir Angie. Ayo, bagaimana Pak Menpora?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline