Lihat ke Halaman Asli

Shendy Adam

TERVERIFIKASI

ASN Pemprov DKI Jakarta

Review Piala Uber: Kekalahan yang (Seharusnya) Bisa Dihindari

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14008089031259269016

Tim bulutangkis putri Indonesia kembali menelan pil pahit. Adrianti Firdasari dkk harus angkat koper lebih dulu dari turnamen Piala Uber 2014. Indonesia kalah telak 0-3 dari tuan rumah India di babak perempat final.

Melihat skor yang begitu telak, sebegitu tertinggalkah skuat Cipayung dalam persaingan tingkat dunia saat ini? Jika dibandingkan dengan Tiongkok, Korea Selatan atau Jepang, mungkin jawabannya iya. Tapi, dengan India? Seharusnya sih tidak. Mari kita review satu per satu.

Di game pertama, tunggal andalan kita Lindaweni Fanetri menyerah 17-21 dan 10-21 dari Saina Nehwal. Linda memang kalah kelas dari Saina. Walaupun tampil baik di awal set pertama, pada akhirnya pengalaman yang bicara.

India semakin di atas angin saat tunggal kedua mereka, Sindhu Praveen mengalahkan Bellaetrix Manuputty. Pertandingan ini sebetulnya berjalan lebih seru dan berimbang. Bella yang kalah 16-21 di set pertama, mampu membalas di set kedua dengan skor 21-10. Di set penentuan, kejar-mengejar angka terus rapat sejak awal. Sayangnya, akhir laga menjadi milik Sindhu dengan angka 25-23.

Di pertandingan ketiga, India mengunci kemenangan menjadi 3-0 setelah Jwala Gutta/ Ashwini Ponnappa menundukkan Greysia Polii/Nitya Krishinda Prameswari. Skor di gim pertama dan kedua identik 21-18, untuk keunggulan tuan rumah.

Bukan bermaksud menyudutkan tim pelatih maupun pemain, tapi tak salah kalau kita mengevaluasi kekalahan yang seharusnya bisa kita hindari ini. Andai saja tim pelatih berani mengubah susunan pemain, boleh jadi hasil akhirnya akan berbeda.

Di tunggal pertama, alangkah bijaknya jika Adrianti Firdasari yang diturunkan. Kendati bukan lagi pemain pelatnas, Sang Kapten masih bisa diandalkan. Dari aspek pengalaman, pemain berusia 27 tahun ini tercatat sudah enam kali membela Tim Indonesia di Piala Uber sejak 2004.

[caption id="attachment_325167" align="aligncenter" width="496" caption="Firda layak jadi tunggal pertama"][/caption]

Head to head Firda dengan Saina pun berimbang 2-2. Pertemuan terakhir mereka terjadi empat tahun lalu di kualifikasi Piala Uber zona Asia. Firda menang straigt set 21-16 dan 21-15. Sedangkan Saina tidak pernah menang mudah atas Firda. Dua kemenangan Saina selalu melalui rubber game.

Lindaweni yang biasanya tampil di tunggal pertama bisa digeser menjadi tunggal kedua untuk menghadapi Sindhu. Kalaupun Linda kalah di game kedua ini, skor masih 1-1. Maka kita harus mencuri game dari nomor ganda. Dalam kondisi normal, seharusnya Grace/Nitya bisa menundukkan lawannya.

Dengan keunggulan skor 2-1, tunggal ketiga yang main di game keempat akan lebih ringan tugasnya. Dan saya yakin Bella tidak akan kesulitan menghadapi pemain terlemah India, Thulasi PC. Rekor pertemuan mereka adalah 1-0 untuk Bella. Tapi, jika Bella kalah situasi memang bakal rumit.

14008092891037845298

Tim pelatih seharusnya menyiapkan Pia Zebadiah/Rizki Amelia alih-alih Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia Nuraidah. Pia/Rizki layak diandalkan untuk menghadapi Saina/Sindhu yang main rangkap. Faktor kekalahan bisa jadi pengganjal duet tuan rumah itu.

Ya sudahlah, semua sudah terjadi. Semoga saja kekalahan telak 0-3 ini menjadi pelajaran buat kita di kesempatan selanjutnya. Strategi sejak sebelum pertandingan sungguh amat menentukan apa yang akan terjadi di lapangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline